-->
Kebangkrutan Olympus dan Diminatinya Kamera Analog di Era Digital

Olympus bangkrut

Tahun 2020 merupakan tahun yang penuh dengan ujian bagi kita semua. Dampak dari pandemic covid-19 sangat dirasakan oleh pemilik bisnis, baik bisnis berskala besar maupun menengah ke bawah. Bisnis fotografi dan kamera pun tidak luput dari situasi ini. 

Salah satu kabar yang mengagetkan datang dari Olympus. Belum lama ini di Tokyo, Japan diberitakan bahwa Olympus menyatakan menutup lini bisnis kameranya alias bangkrut. Hal ini disebabkan oleh kalahnya persaingan kamera digital dengan kemunculan teknologi smartphone yang semakin canggih. Tingkat penjualan Kamera DSLR dan mirrorless Olympus mengalami penurunan drastis dari tahun ke tahun. 

Padahal seperti yang kita ketahui bersama bahwa Olympus merupakan satu dari perusahaan besar produsen kamera yang sudah berdiri sejak 84 tahun yang lalu. Diawali dengan memproduksi mikroskop pada tahun 1919 dan mulai memproduksi kamera pada tahun 1936. Kamera Analog pertama yang dibuat oleh Olympus diberi nama Semi-Olympus I, sebuah kamera analog medium format bertipe folding camera atau bisa dilipat seperti akordeon. Sedangkam Olympus awalnya didirikan dengan nama Takachiho Seisakusho oleh Takeshi Yamashita dan berbasis di Shinjuku, Tokyo, Japan.

Logo olympus
Logo Olympus 1921

Logo olympus
Logo Olympus 1919

Kamera analog olympus
Semi-Olympus I 1936


Hal serupa pun pernah dialami oleh Eastman Kodak Company yang bangkrut pada tahun 2012 silam dan disusul oleh Polaroid Corporation. Perusahaan-perusahaan besar ini tidak mampu bersaing dengan pesatnya kemajuan teknologi di era digital. Penjualan yang semakin menurun dan besarnya biaya penelitian yang harus dikeluarkan, memaksa mereka memangkas jumlah pegawai. Dan pada akhirnya tak terelakan lagi menyatakan diri gulung tikar merupakan satu-satunya jalan demi menyelamatkan lini bisnis mereka yang lainnya.  

Lalu bagaimana dengan nasib kamera analog merk Olympus sobat analog? Sementara produsen kamera digital sedang berusaha menjegal kemajuan teknologi smartphone, justru kamera analog tetap bertahan dan malahan booming kembali di era digital. Semua merk atau brand kamera analog tidak terpengaruh oleh digitalisasi. Kamera analog memiliki penggemarnya sendiri dan semakin hari semakin bertambah, sejalan dengan semakin bertambahnya minat generasi milenial untuk belajar kamera analog. 

Namun tidak dapat dipungkiri kesuksesan Olympus dalam berinovasi pada produk kameranya patut diacungi jempol. Pasalnya seperti yang sobat ketahui, Olympus berusaha memadukan atau mengembalikan nuansa kejayaan kamera analognya pada produk kamera digital mereka. Seperti halnya yang dilakukan oleh Leica pada seri Leica M, yakni memadukan kamera analog dengan teknologi digital. 

Inovasi Kamera Digital Olympus


Sobat pasti akrab dengan Olympus PEN-EP1, kamera mirrorless pertama dari Olympus yang dirilis pada tahun 2009. Kamera ini mengambil nama dan desain dari Olympus PEN, kamera analog half frame legendaris yang dibuat Olympus pada tahun 1959. Kamera mirrorless cara kerjanya pun hampir sama dengan kamera analog rangefinder, yaitu sama-sama tidak memiliki kaca untuk reflex shutter. 

Olympus pen half frame
Olympus Pen half frame 1959

Olympus pen
Olympus Pen EP-1 2009


Kemudian pada tahun 2012, Olympus merilis Olympus OM-D EM-5 kamera Mirrorless berbentuk SLR yang mengambil nama dan desain dari SLR analog Olympus seri OM yang diproduksi pada tahun 1972. OM sendiri kepanjangan dari Olympus-Maitani (seorang arsitek dan kepala desain Olympus kala itu) dan merupakan sebuah sistem kamera Olympus dimana posisi ring shutter speed berada di mounting lensa, sedangkan ring aperture berada di depan lensa. 

Sebenarnya pada awalnya, Olympus menamakan kameranya dengan Olympus M-1. Namun karena sedang bersaing dengan Leica dimana pada saat itu Leica mengeluarkan Leica M1, sehingga dengan terpaksa Olympus mengganti namanya menjadi Olympus OM-1. 

Olympus om-1
Olympus OM-1 1972

Olympus om-d
Olympus OM-D EM-5 2012


(Baca Juga: Harga dan fitur Olympus OM-1)

Tahun 2016 Olympus meluncurkan kembali kamera mirrorless bergaya vintage yang memorable, yakni Olympus PEN-F. Desain dan bentuknya diambil dari Olympus PEN-F, kamera analog SLR half frame pertama yang pernah ada diproduksi pada tahun 1963. Saat ini kamera analog Olympus PEN-F sendiri sudah termasuk langka dipasaran dan harganya pun cukup lumayan. 

Olympus PEN-F
Olympus PEN-F Mirrorless 2016
Olympus PEN-F
Olympus PEN-F 1963

(Baca Juga: Mengapa Olympus PEN-F masuk ke dalam kamera analog collectible)

Penyebab Kamera Analog Diminati Kembali


Pada bagian ini Admin bukan bermaksud untuk membandingkan antara kamera digital dengan kamera analog karena keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun demikian, tidak dapat dipungkuri bahwa kamera analog yang usianya sudah berpuluh-puluh tahun tidak terpengaruh oleh kemajuan teknologi di era digital. Bahkan peminatnya pun semakin meningkat lintas generasi. 

Ada orang bilang bahwa sesuatu yang jadul atau vintage lebih prestigious. Sebagian lagi berkata teknologi jaman dahulu lebih canggih dan kuat dibandingkan teknologi jaman sekarang. Dan quote yang Admin suka adalah 'sejarah akan berulang', sesuatu yang ada pada dahulu kala akan muncul atau disukai kembali di masa mendatang. Lalu kira-kira apa saja Min yang membuat kamera analog perkasa dan gak ada matinya diera digital ini?

Berikut Admin rangkum beberapa alasan mengapa kamera analog tetap bertahan di era digital:

1. Kamera analog tidak menggunakan sensor. Alasan pertama ini merupakan perbedaan besar antara kamera digital dan analog. Tiap produk baru dari brand kamera digital yang diluncurkan oleh perusahaan kamera selalu mengedepankan teknologi sensor yang semakin canggih, cepat dalam menangkap gambar dan jernih hasilnya. Sedangkan biaya penelitian untuk satu komponen ini cukup tinggi. Pada kamera analog sensor yaitu berupa light meter atau metering untuk mengukur intensitas cahaya yang masuk.    

2. Kamera analog tidak menggunakan Megapixel. Seperti tagline yang diusung oleh web ini 'Buy film not Megapixel' mencerminkan salah satu kelebihan dari kamera analog. Secara singkat megapixel sendiri adalah jutaan elemen titik gambar yang membentuk suatu gambar digital. Dengan kata lain semakin tinggi megapixel, semakin tajam gambar yang dihasilkan. Hal ini mempengaruhi resolusi gambar dan berkaitan dengan kemampuan sensor dalam menangkap cahaya. 

Sedangkan kamera analog menggunakan media film untuk merekam gambar yang dipengaruhi oleh sensitifitas ASA sebuah film dan format film itu sendiri. Semakin tinggi ASA sebuah film, semakin sensitif dalam menangkap gambar. Dan semakin tinggi format film yang digunakan, semakin besar resolusi yang dihasilkan. Misal kita menggunakan format film 120mm. Kita bisa mencetaknya hingga sebesar resolusi sebuah baliho.

3. Kamera Analog tidak menggunakan shutter count yang diprogram. Sebenarnya kamera analog pun memiliki shutter count yang biasanya terletak di samping kokangan. Akan tetapi shutter count pada kamera analog bekerja secara manual ketika kita mengokang, ditandai dengan bergesernya satu frame ke frame lain. 

Pada kamera analog, shutter count berfungsi untuk menandakan sudah berapa kali kita menjepret atau sudah berapa frame film yang kita gunakan. Sesering apapun sobat menggunakan kamera analog sobat, tidak akan berpengaruh kepada kinerja kamera secara keseluruhan. Pendek kata shutter count pada kamera analog tidak akan pernah habis.

Sebaliknya pada kamera digital, shutter count bekerja secara komputerisasi. Jumlah shutter count kamera digital diprogram atau dipatok oleh pabrikan pembuat kamera tersebut. Tiap brand kamera dan seri kamera digital memiliki jumlah shutter count yang berbeda-beda. 

Apabila shutter count sudah mendekati limit, biasanya kinerja kamera sudah mulai melambat. Sobat dapat mengisi ulangnya dengan menggunakan software khusus atau datang ke service center dan menebusnya  dengan harga yang cukup mahal. Oleh karena itu, sobat harus memperhatikan dengan seksama apabila ingin membeli sebuah kamera digital second yang dijual jauh dari harga pasaran. Biasanya shutter count-nya sudah banyak terpakai.

Canon eos shutter count
Contoh shutter count kamera digital

Nikon fm2/t shutter count
Shutter count Nikon FM2/T diawali huruf S


4. Film Kamera analog banyak yang diproduksi kembali. Di postingan lainnya Admin pernah menuliskan beberapa brand film kamera analog yang saat ini diproduksi kembali. Ketersediaan film ini pun menjadi salah satu  alasan mengapa  kamera analog diminati kembali. Berbeda dengan situasi di sekitar tahun 2009, pada saat itu masih sangat sulit menemukan penjual film. Brand yang tersedia pun di dalam negeri saat itu hanya Kodak dan Fujifilm dengan stock yang terbatas. Sisanya  kita menggunakan film-film yang sudah expired. Namun saat ini brand yang tersedia sudah cukup beragam dan penjualnya pun sudah cukup banyak.

Alasan Subjektif Pakai Kamera Analog


Selain alasan utama di atas, terdapat juga beberapa alasan subjektif yang ikut mempengaruhi digandrunginya kembali kamera analog saat ini:

1. Hasil jepretan  kamera analog bernuansa vintage. Berbeda dengan hasil dari kamera digital, pada kamera analog kita sangat menjunjung tinggi orisinalitas (tanpa editing) dan kreatifitas. Kadang kala tanpa disengaja timbul nuansa-nuansa tertentu yang dihasilkan ketika sobat memotret dengan media film. 

2. Menggunakan  kamera analog karena ingin belajar fotografi dari dasar. Memang benar sobat bila kita ingin belajar dan mendalami dunia fotografi dari dasar, kamera analog merupakan pilihan yang tepat. Pada kamera analog sobat akan belajar dari awal bagaimana mengatur exposure, pencahayaan, framing dan teknik-teknik shoting secara manual. 

3. Kamera analog bentuknya unik dan bermacam-macam. Untuk yang hobi mengoleksi sesuatu, kamera analog bisa menjadi salah satu pilihan. Bentuknya yang beragam dan unik dari tahun ke tahun dapat memanjakan mata sobat dan dapat dijadikan sebagai sarana penghilang stres. Ada yang bentuknya seperti akordeon, folding kamera yang bisa dilipat, ada yang bentuknya seperti senapan sniper buatan Uni Soviet, bentuknya kotak seperti box dan lain sebagainya. 

4. Kamera analog kuat dan tahan banting. Kebanyakan kamera analog yang diproduksi sebelum tahun 1990 masih berbahan campuran metal atau besi untuk melindungi komponen dalamnya yang juga dominan berbahan metal. Berbeda dengan kamera digital dimana bahan materialnya lebih dominan campuran plastik dengan komponen dalamnya berupa chip dan kabel-kabel yang lebih riskan hancur apabila terjatuh. Ada gurauan dari sesama pengguna kamera analog kalau terkadang mereka menggunakan kamera mereka untuk mengganjal pintu atau untuk menimpuk kucing 😂

5. Hasil dari kamera analog tidak bisa langsung dilihat. Hal ini kadang membuat sebagian pengguna analog berdebar-debar terutama bagi yang baru menggunakannya. Pasalnya untuk menikmati hasil jepretan  kamera analog, sobat harus mencucinya terlebih dahulu. 

6. Yang terakhir karena kamera analog sedang booming dan bagus untuk menghiasi feeds media sosial. 

Apapun alasan sobat menggunakan kembali  kamera analog di era digital ini, hal tersebut menunjukkan bahwa kamera analog memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh teknologi saat ini dan membuatnya tetap diminati. Keep calm and stay shot!

Pendiri Eternal Light Camera dan Eternal Light Digital Marketing Services. Seorang professional digital marketing, fotografer kamera analog, penulis, content creator, kolektor, pemopuler kembali kamera film di Indonesia dan distributor kamera analog. Saat ini bertempat tinggal di Depok

2 comments:

Anonymous said...

Mas mau nanya, maaf oot,klo film color yg udh ke cuci dan disimpen lama apa kualitasnya nanti menurun?

Bekti Supriadi said...

Terima kasih mas/mba Anonymous sudah berkunjung. Untuk negatifnya atau klisenya sendiri tidak akan menurun kualitasnya selama disimpan di tempat yang benar. Namun bila sudah dicetak, kemungkinan besar hasil cetakannya akan menurun warnanya. Semoga membantu

Contact Us

Phone/WhatsApp :

+62 87888349677

Address :

15th Kukusan Beji, Depok,
West Java

Email :

bekti.supriadi@gmail.com






Testimonial

testi1

Eternal Light Digital Marketing Service sangat membantu saya memperluas jangkauan customer. Brand kami lebih dikenal banyak orang. Sukses terus Eternal Light

Winda Ayu

Owner ON Trip



Our Video



ads

Ketik->Enter->Let's Go