-->
BAGAIMANA MEMILIH KAMERA ANALOG IDAMAN DAN MACAM-MACAM KAMERA ANALOG 35mm
      
Tipe-tipe kamera analog

Salam kokang sobat kamera analog. Kali ini admin akan membahas bagaimana cara memilih kamera analog idaman yang pas bagi sobat semua dan perbedaan macam-macam kamera analog film 35mm. Artikel ini muncul karena banyak sekali sobat-sobat yang mungkin baru belajar menggunakan kamera analog dan ingin order kamera idamannya di blog ini. Insya allah kalau adminnya lagi banyak pulsa dan mood lagi bagus pasti dibalas dengan panjang lebar. 

Apa sebenarnya kamera analog itu? Kamera analog adalah sebuah kamera yang masih menggunakan media film atau klise untuk merekam gambar. Pengoperasian kamera dilakukan secara manual oleh fotografer dan belum terdapat teknologi digital yang disematkan.

Sobat-sobat pasti sudah sering baca artikel atau forum yang membahas soal perdebatan antara pilih digital atau analog film. Pilih Nikon atau Canon atau Pentax atau lain sebagainya. Sebenarnya kalau admin boleh berpendapat, pilihan antara mau pakai digital atau analog film, mau nikon/canon/pentax semua kembali kepada yang mau pakai dan kebutuhannya apa. Karena lain format lain brand pasti punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Itu jawaban simpel yang sering admin kasih tahu kalo ada sobat-sobat yang nanya sama admin. 

Lalu kenapa sih kok orang banyak yang masih pakai kamera analog film? Padahal kan sekarang sudah digitalisasi semua, 2013 gitu loh! Sebenarnya orang-orang memilih kamera analog film juga bermacam-macam alasannya. Tahu alasan kita kenapa milih tuh kamera, bisanya bakal memudahkan kita memilih kamera yang benar. Di bawah ini ada beberapa alasan orang-orang yang sering admin tanya kenapa masih pakai kamera analog film:

1. Mau belajar Photography mangkanya pakai kamera manual SLR 35mm dulu;
2. Creative art terutama yang pakai Holga
3. Long exposure astronomy pakai SLR 35mm
4. High resolution (for large print blow-ups): 4x5 inch atau 8x10 inch large format
5. Modelnya yang klasik pakai 35mm rangefinder

  Lalu bagaimana cara memilih kamera analog film yang benar? Apa sih biasanya yang pertama kali sobat lihat kalau mau beli kamera analog apalagi second? Ayo ngaku pasti nama brand kan. Udah gak usah malu, orang indonesia memang bisanya pasti lihat brand kalau mau beli sesuatu. Nah kebanyakan yang ditanya oleh pelanggan di blog ini adalah brand Nikon atau Canon. Karena memang kedua brand itulah yang paling dikenal oleh masyarakat kita. Oleh sebab itu sobat, jangan kaget kalau sobat beli kamera digital harga kedua brand itu selangit. 

   Eittss...tapi jangan takut di blog ini kedua brand itu harganya gak mahal kok, malah bisa nego. Selanjutnya selain melihat brand, orang bisanya melihat kelebihan dari sebuah kamera. Kelebihan di sini termasuk fitur-fitur yang terdapat di dalam sebuah kamera. Ngomong-ngomong masalah kelebihan dan fitur-fitur kamera, kita langsung aja bahas agak lebih mendalam satu persatu terutama mengenai kamera analog film 35mm.

Jenis-Jenis Kamera Analog Film 35mm

1. SLR 35mm

  Mungkin sobat semua sudah tahu kalau kualitas gambar yang dihasilkan dari kamera analog tergantung pada lensa dan film, tidak selalu pada kamera itu sendiri. Hal itu berarti bahwa berbagai model kamera dibedakan terutama pada tingkat otomatisasi dan kualitas lensa.

   Lalu apa sih sebenarnya format film 35mm itu? Orang-orang selalu berpikiran kalau format film 35mm mengacu kepada SLR. Yah memang kebanyakan SLR itu memiliki format film 35mm. Tapi jangan lupa sobat, ada juga loh Rangefinder yang format filmya 35mm. Nyatanya yang dimaksud dengan format film 35mm yaitu mengacu kepada ukuran sebuah frame yakni 36x24mm. Kalau kita melihat berbagai jenis SLR second yang ada, sobat seperti melihat sejarah fotografi dari abad keduapuluh akhir. Dari kamera SLR mekanik sampai model autofokus elektronik.

Kamera analog Full Manual atau SLR Film Mekanik

  Setelah sobat mengetahui apa itu 35mm, sekarang kita akan bedah satu persatu jenis-jenis kamera analog. Yang pertama ada kamera analog yang full manual atau mekanik abis. kamera film jenis ini sangat mampu menghasilkan gambar yang bagus sekalipun perlu bersabar dalam menggunakannya. Kamera ini bisa bekerja walaupun tanpa baterai. Sobat cuman perlu sel tombol baterai kecil (biasanya LR44) untuk light meter

Kelebihan:

a. Simpel dan admin rekomendasikan untuk yang mau belajar dasar-dasar fotografi;
b. Handal, dapat bekerja tanpa baterai;
c. Kontrol langsung terhadap mekanikal kamera, dapat memberikan pemula feel yang bagus untuk pengaturan;
d. Terkadang bisa masuk dengan lensa kamera DSLR (full frame only). Lensa DSLR EOS canon tidak bisa digunakan pada analog SLR Canon harus pakai adapter, tetapi lensa Pentax dan Nikon (FX, non-G only) akan bekerja pada masing-masing bodi kamera tersebut.

Kekurangan:

e. Tidak ada mode automatic
fHarus bersabar dalam penentuan cahaya dan timing.

Contoh:
1. Nikon FM2
2. Nikon FM10
3. Pentax K1000
4. Vivitar V3800N


Automatic Exposure, Aperture Priority dan SLR Analog Elektronik

   Perbedaan mencolok dari kamera analog full manual atau mekanik dengan elektronik, sobat-sobat pasti sudah tahu yaitu kalau di kamera analog elektronik sudah ada otomatisasi, kebanyakan terutama pada kamera aperture-priority automatic exposure (AE) seperti Canon AE-1. 

Lalu apa sih fitur yang membedakannya dengan yang manual atau mekanik? Biasanya kamera analog yang elektronik ada shutter dial sampai "A" Kalau sobat mengubah shutter-nya ke "A" kamera akan otomatis ngeset shutter speed, dasar pembacaan light meter dan aperture yang sobat set. 

Kelebihan:

a. Bisa diubah-ubah ke full manual atau automatic exposure, kecuali untuk beberapa model kamera yang memang full automatic seperti Nikon EM.
b. Terkadang bisa masuk dengan lensa kamera DSLR (full frame only). Tapi tetap lensa EOS Canon  DSLR tidak bisa dipakai ke Canon manual. Tapi Pentax dan Nikon (FX dan G) bisa masuk ke bodi manualnya.

Kekurangan: 

a. Tidak bisa digunakan tanpa baterai. Tetapi beberapa model memiliki shutter darurat yang dapat dipicu untuk fixed 1/90 seconds tanpa baterai.
b. Tidak memiliki cap yang sepenuhnya mekanik

Contoh:
1. Canon AE-1
2. Nikon FE2
3. Nikon EM
4. Pentax ME

Full Automatic, Autofocus dan Kamera SLR Film

    Sedikit info nih sobat. Sebelum SLR digital memenuhi pasaran kamera, SLR 35mm yang full automatic-lah yang merajai penjualan kamera di dunia (autofocus, program mode, green mode). Kamera-kamera 35mm jenis ini sangat mudah digunakan seperti kamera DSLR dengan kontrol microprocessor digital pada fungsi kameranya. Perbedaan utama kamera jenis ini adalah mereka masih menggunakan film bukan sensor gambar digital.

Kelebihan:

a. Full automatic seperti DSLR
b. Terdapat fitur seperti stabiliser gambar pada lensa
c. Terkadang bisa masuk dengan lensa DSLR (full frame only), seperti lensa EOS Canon  EF DSLR. Lensa DSLR Penta dan Nikon (FX, non-G, autofocus dengan AF tetapi bukan AF-S) bisa masuk ke bodi manualnya.

Kekurangan:

a. Beberapa tipe kamera ini menggunakan baterai isi ulang yang sudah tidak diproduksi lagi
b. Modelnya tidak sesederhana dan seklasik kamera manual. Admin saranin medingan sekalian saja order DSLR.

Contoh:
1. Canon Rebel Series (EOS)
2. Canon Elan Series (EOS)
3. Nikon N6006, N8008 (F-601, F801)
4. Nikon N60, N65, N70, N75, N80 (F60, F65, F70, F75, F80)
5. Nkon F6 (bisa dipakai dengan lensa G dan AF-S)
6. Minolta Maxxum

2. Kamera Analog Rangefinder 35mm

  Nah sobat, seperti yang sudah admin katakan di atas kalau kamera analog jenis 35mm itu bukan hanya SLR saja tapi beberapa analaog rangefinder juga memiliki format 35mm. Terus apa sih bedanya SLR 35mm dengan Rangefinder 35mm? Bedanya yang paling mencolok sobat, kalau rangefinder tidak memiliki cermin refleks yang memungkinkan fotografer untuk melihat melalui lensa kamera. 

    Lah kalau begitu bagaimana dong caranya si fotografer melihat objek gambar dari lensa? tenang saja, bukannya tidak bisa melihat objek gambar tapi pada kamera rangefinder memiliki viewfinder terpisah. Itulah keistimewaan kamera jenis rangefinder. 

Jadi seolah-olah viewfinder pada kamera rangefinder ada dua. Satu viewfinder berfungsi untuk melihat objek gambar yang terpisah dari lensa, satu viewfinder lagi berfungsi untuk mengatur focus yang terhubung pada lensa. Agak ribet sih sobat. Mangkanya admin menyarankan bagi pemula yang ingin menggunakan kamera jenis rangefinder agar benar-benar bersabar.

Cara nyari focus-nya giman admin? Gampang kok sobat. Focus pada kamera rangefinder dilakukan secara manual dengan memutar ring focus pada pada lensa, sampai dua viewfinder tadi bertemu secara bersamaan. 

Oh iya sobat kalau kamera rangefinder juga ada dua model loh. model pertama yang sederhana memakai lensa fixed (lensa tidak bisa ditukar-tukar), model satunya lagi yang memiliki sistem agak lebih serius lensanya bisa ditukar-tukar. Tergantung sobat mau order yang mana. 

Meskipun secara teknis kamera jenis rangefinder lebih sederhana dari SLR, tapi jangan salah loh sobat justru kamera rangefinder banyak sekali penggemarnya. Kira-kira kenapa ya banyak penggemarnya sobat? 

Menurut admin kamera rangefinder itu modelnya unik-unik dan klasik abis (bentuknya tidak monoton), kebanyakan kamera rangefinder merupakan kamera jadul jaman perang, kamera rangefinder menyajikan ketegangan ketika pengambilan gambar karena harus mempertemukan dua viewfinder (dan kebanyakan viewfinder-nya kecil). Oleh sebab itu sobat, kamera rangefinder yang berkualitas tinggi biasanya harganya lebih mahal dibandingkan dengan SLR seperti Leica.

Kelebihan:

a. Kamera, lensa dan viewfinder lebih kecil bila dibandingkan dengan SLR yang setara
b. Fotografer dapat lebih tenang dalam pengambilan gambar dan dapat menggunakan shutter speed lebih lambat dalam cahaya redup (tidak ada getaran dari cermin).  
c. Viewfinder yang cerah
d. Memungkinkan untuk melihat dari viewfinder objek-objek foto di luar jarak pandang. Akan tetapi tetap harus mengantisipasi posisi objek-objek yang bergerak.

 Kekurangan:

a. Terkadang apa yang sobat lihat dari viewfinder berbeda dengan hasil yang didapat. Perlu melihat garis framing yang berbeda pada viewfinder tergantung pada lensa yang digunakan dan melihat kompensasi untuk kesalahan paralaks pada jarak dekat.
b. Terbatas untuk lensa dengan focal length kurang dari 135m.

Contoh:
1. Leica M6 dan M7
2. Yashica Minister, Elektro, MG-1
3. Rollei 35, XF35
4. Kodak Retina
5. Olympus 35 series
6. Nikon S series
7. Canon IV, Canon P dan Canon 7
8. Kiev 4, 4a, FED, FED-2, Zorki-4 (hampir kebanyakan kamera dari Uni Soviet rangefinder).

3. Twin Lens Reflex

   Akhirnya sobat semua admin bisa nulis lagi nih. Alhamdulillah blog ini lagi kebanjiran order. Selanjutnya sobat kita akan membahas mengenai kamera Twin Lens Reflex atau biasa disingkat TLR. Kamera seperti apa sih TLR itu? Klo sobat lihat secara fisik bentuknya hampir semua kotak dan punya dua lensa. Terus keistimewaanya apa? Sabar sobat kita akan bahas dulu dari kata Twin Lens Reflex itu sendiri. 

  Kenapa Twin Lens, karena kamera ini memiliki dua lensa yang mirip dalam satu kamera. Satu lensa untuk menyusun foto/melihat dan focusing & satu lensa lagi utuk mengambil gambar. Nah kedua lensa ini disusun secara vertikal yang memberikan penampilan kuno yang khas. Terus Reflex itu sendiri artinya mengacu kepada cermin yang digunakan di belakang lensa viewing untuk memungkinkan kita membuat fokus.

Penampakan kamera TLR
Penampakan TLR (sumber camerapedia)


 Viewfinder kamera jenis ini berada di bagian atas kamera. Si fotografer nanti akan melihat objeknya dari situ ke arah bawah. Viewfinder ini disebut waist-level finder. Lensa kamera jenis TLR biasanya fixed, dan tidak bisa di zoom

Pada saat itu kamera jenis TLR sangat populer sebagai kamera potret untuk waktu yang lama dimana lensa fixed dianggap sudah cukup memadai untuk pengambilan gambar. Produsen kamera Jenis TLR yang terkenal adalah Rollei dari German, Yashica Jepang, dan Seagull Cina. Di samping itu, TLR yang populer dan bentuknya unik dari Jepang adalah Mamiya tahun 1970-an dan TLR Soviet LOMO. Sobat semua klo mau cari TLR yang masih diproduksi sampai sekarang ada tuh TLR yang diproduksi di German oleh DHW Fototechnik, penerus Franke & Heidecke.

     Sebagian besar TLRs mengambil 120 film dan mengekspos 12 gambar dalam 6 × 6cm format. Beberapa model mengambil 127 film dan mengekspos 12 gambar dalam 4 × 4 format, dan ada beberapa model menggunakan format lain. Misalnya Superfekta dan Ontoflex mengambil gambar 6x9cm, sedangkan Flexilette Agfa dan Contaflex TLR menggunakan film 35mm. Saat ini, beberapa toy cam TLR 35mm telah diproduksi seperti Blackbird, Fly dan Gakkenflex.

Contoh TLR:
1. Lubitel
2. Rolleiflex
3. Seagull
4. Mamiya
5. Yashica
6. Blackbird (toycam sama seperti Holga)

Bagaimana Memilih Kamera Analog Film 

   Di bagian akhir ini, admin akan ngasih tips-tips bagaimana cara memilih kamera analog bagi sobat-sobat. Terutama hal ini diperuntukan bagi para pemula. Kalau sobat-sobat berbicara mengenai kamera analog, bukan hanya mengenai kinerja teknis dari kamera tersebut. Karena seperti yang sudah kita bahas di atas bahwa setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda dalam memilih kamera analog. 

Oleh karena itu, dalam memilih sebuah kamera analog sangat bersifat subjektif. Namun memilih secara praktis juga penting agar sobat-sobat semua tidak pusing dalam memilih kamera analog, karena begitu banyak jenisnya. Berikut admin kasih tips-tips memilih kamera analog secara praktis:

a. Pertama sekali yang harus sobat perhatikan dalam memilih kamera analog adalah ketersedian baterai. Apakah baterainya masih diproduksi atau tidak. Terutama untuk kamera analog full manual (hanya untuk light meter wajib untuk pemula, bila sudah mahir tidak pakai light meter tidak apa-apa), full elektronik dan full automatic. Tapi jangan takut sudah tidak produksi sobat. Karena beberapa kamera analog yang baterainya sudah tidak diproduksi bisa diganti dengan baterai LR44 (jumlahnya disesuikan bagi setiap kamera).

b. Ketersedian Lensa. Lensa sangat penting bagi semua jenisa kamera. Untuk kamera yang menggunakan fixed lens, sobat-sobat tenang saja karena lensa tidak perlu diganti-ganti. Namun untuk jenis SLR dimana sobat mau gonta-ganti lensa, sobat semua harus tahu mounting-nya (M42 ulir/bayonet atau M39) pas atau tidak, perlu pakai adapter lagi atau tidak. karena tidak semua lensa bisa masuk ke bodi kamera yang berlainan.

c. Ukuran film. Sobat semua juga harus tahu kamera yang ingin sobat beli ukuran filmya apa. Pakai 35mm, 120 atau medium format. Film ukuran medium format biasanya lebih besar, namun memberikan kinerja yang lebih baik, tetapi juga lebih mahal harganya. Di samping itu, sekarang sangat sulit menemukan sebuah toko untuk mencuci filmnya. 

Setelah secara praktis sobat semua sudah tahu kamera seperti apa yang ingin dibeli, kemudian sobat semua harus mencoba/tes mekanik dari kamera tersebut. Berikut yang harus sobat perhatikan:

a. Shutter Speed. Ketika sobat sudah milih sebuah kamera, pertama yang harus sobat tes adalah shutter speed. Apakah shutter main disemua speed atau tidak. Ngeklik dengan mantap/tidak.

b. Diafragma Lensa (bukaan). Bukaan harus dicek, apakah membuaka dengan lancar atau tidak.

d. Shutter Blades. Buka tutup belakang kamera dan lihat apakah shutter blades masih bagus atau tidak, bolang atau tidak. karena kalau bolong bisa-bisa filmnya kebakar. Beberapa kamera memiliki shutter blades dari kain.

e. Light Sealing. Periksa semua tepi pintu yang memungkinkan cahay masuk ke dalam. Cek apakah karet seal masih dalam keadaan baik atau sudah membusuk.

   Tips di atas yang admin kasih adalah bagian-bagian dari kamera analog yang menurut admin paling penting ketika mau membeli kamera analog. Selebihnya admin bisa ngeraba-raba sendiri. Mungkin ada  yang mau beli kamera analog dengan kondisi mulus, tapi ada juga yang mau beli yang penting mekanisnya lancar semua. Itu yang admin alamin dari para pembeli di blog ini. Kalau semua sudah admin cek dan ternyata ok, tinggal pasang filmnya deh.

Selamat Memotret, Salam Kokang!!!

Bersambung......
Next mungkin admin akan mengulas tentang lensa. Bila sobat-sobat punya pendapat silahkan dikomenin. Atau punya usul mau ngulas apa, silahkan.

Semua kamera yang kita bahas, tersedia di blog ini. Bila belum dipost silahkan ditanyakan langsung kepada admin by call/sms ke no.hp yang tertera di setiap postingan.

Pendiri Eternal Light Camera dan Eternal Light Digital Marketing Services. Seorang professional digital marketing, fotografer kamera analog, penulis, content creator, kolektor, pemopuler kembali kamera film di Indonesia dan distributor kamera analog. Saat ini bertempat tinggal di Depok

282 comments:

«Oldest   ‹Older   201 – 282 of 282   Newer›   Newest»
Anonymous said...

mas bekti ada nikon f3 atau nikon f3hp ga, kalo ada berapa harganya mas?
kalau ada tolong dikirim foto dan harga net ya keemail saya muzaki2819@gmail.com

Bekti Supriadi said...

Sudah diemail mas Muzaki. Trims

Anonymous said...

mas bekti, mau tanya dong, kalo diantara slr (nikon fm2, nikon fm10, pentax k1000) yang paling gampang dipake untuk pemula yang mana ya mas? sama mau minta perbandingan harganya dong mas. terima kasih.

Bekti Supriadi said...

Halo mas/mba Anonymous trims sudah mampir. Silahkan hubungi nomor hp yang sudah tercantum untuk detail selanjutnya.

Unknown said...

mas, mohon bantuannya nih. rencana mau beli camera pocket CannonMate BF120, itu ada switch putar... untuk apa yah kegunaannya... mohon di bantu pencerahaannya nih mas bekti.... dipoarchimedes@gmail.com

Bekti Supriadi said...

Trims sudah mampir mas Wendy Najoan. Switch putar pada cannonmate biasanya digunakan untuk menentukan ASA. Semoga membantu.

Unknown said...

Mas mau tanya saya pnya kamera Ricoh 500gx ,mnurut mas kamera ini cocok untuk pemula? Dan pnya tutorial pemakaian? Terimakasih

Bekti Supriadi said...

Trims sudah mampir mas Adam pratama. Kamera analog rangefinder Ricoh 500gx cocok untuk yang baru belajar menggunakan analog rangefinder, mudah digunakan dan ukurannya kecil. Silahkan meninggalkan alamat email untuk buku manualnya.

Unknown said...

Dan apakah ricoh 500gx membutuhkan batre?

Ini emailnya mas : adampratama886@gmail.com

Nuhun :)

Bekti Supriadi said...

Ricoh 500gx ini mirip dengan canoner QL, baterai digunakan hanya untuk metering autonya. Baterainya mercury PX675, dapat diganti dengan yang lain. Bisa juga digunakan secara manual. Buku manualnya sudah diemail. Semoga membantu

aryahanafi said...

Mas, mau nanya, cara penggunaan kamera konica c35 ef gimana ya, kalau ada tutorialnya, boleh minta..?, ini kamera punya ibu, katanya udah lupa cara pakenya :v

Bekti Supriadi said...

Silahkan tinggalkan alamat email untuk buku manualnya mas Aryahanafi. Trims

Unknown said...

Mas bekti.. saya baru di analog, masih bingung soal analog. Saya baru beli fujica m1, naah apa yg membedakan m1 dan olympus trip 35 ya ? Padahal cara pemakaian sama kenapa harga olympus lebih mahal. Apa keunggulan nya ??

Bekti Supriadi said...

Trims mas pradika angga sudah mampir. Fujica M1 dan Olympus trip 35 memang secara fungsi mekanisnya hampir sama. Namun demikian secara spek Olympus trip 35 masih unggul. Semisal speed fujica m1 hanya sampai 1/100, sedangkan Olympus trip 35 bisa sampai 1/200. Lensa pun berbeda, Olympus trip 35 lensanya D.Zuiko 40mm f2.8 cukup tajam dan tidak banyak meninggalkan noise. Dan masih ada beberapa keunggulan lain Olympus trip 35 dari fujica M1. Namun kembali ke sobat yang ingin memakainya lebih suka pakai yang mana. Semoga membantu

Sitibarkah siwan said...

Selamat pagi mas bekti, mau tanya mas. Kamera saya Nikon FE, shutternya sering mati. Kalo saya puter engkel, terus lupa belum di jepret saya puter satu engkel lagi (saya kira film nya masih di jepretan sebelumnya, jadi saya roll satu engkel lagi) shutternya jadi gak bisa di pencet. Cara ngatasinnya gimana ya mas kalo shutter mati begitu?

Bekti Supriadi said...

Halo mba Sitibarkah Siwan. Bila kita kokangnya nanggung tidak sampai mentok, biasanya bisa menyebabkan macet. Dan biasanya bila sudah dikokang sekali, kokanganya akan keras. Bila dipaksa akan ada yang patah dan ngelos. Coba dicek kondisi kokangannya sekarang terasa keras atau ngelos. Bila masih terasakeras, coba mba ganti ke speed M90 (mode manual). Bila tidak bisa juga, coba ganti batrenya dan gunakan speed lainnya karena Nikon FE termasuk elektro. Semoga membantu.

Sitibarkah siwan said...

Maaf mas saya gak bisa liat post komen saya jadi saya lanjut di post baru. Kokangan yang buat nge roll filmnya ngelos dan shutternya gak bisa di pencet mas. Itu gimana ya?

Bekti Supriadi said...

Kemungkinan besar ada yang patah mba Sitibarkah Siwan kalau kokangannya ngelos karna dipaksa. Harus dibawa ke tukang servis. Semoga membantu.

Anonymous said...

Salam analog mas bekti, mau nanya karna saya terbilang baru di dunia fotografi analog dan dapat turunan kamera dari ortu yaitu ricoh xr500. saya mau tanya mas kalo dalam kamera itu setting seperti aperture, asa/iso dan shutter speed nya itu kan mempengaruhi hasil foto yang kita ambil, sementara karna analog kita ga bisa ngeliat hasilnya sampai roll filmnya habis terpakai dan dicuci. Ada ga sekiranya tutorial untuk perhitungan dan juga mendapatkan hasil yang kita inginkan dari perubahan 3 hal penting tersebut? selain itu jika pada roll film tertera asa 200 apakah jika kita set asa dial nya diatas tersebut mempengaruhi hasil akhirnya?(contoh set asa dial jadi 400)oh iya boleh kalau mas bekti sekiranya punya tutorial ricoh xr500 saya minta dong mas heheh... email saya rifqiqi31@gmail.com, mohon bantuannya mas bekti terima kasih banyak XD

Bekti Supriadi said...

Sudah dijawab via Line ya mas Muhammad Rifqi. Trims sudah mampir.

Unknown said...

mas,mau nanya. kamera saya kan fujica st705w dengan lensa vivitar 70-150mm f3.8. kemarin saya coba testing dengan film superia200. talpi hasilnya gelap padahal lightmeternya udah pas ditengah. kenapa ya mas? makasih

Bekti Supriadi said...

Trims mas/mba Festian 08 sudah mampir. Dalam penggunaan lightmeter pun ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama segitiga exposure (speed, ASA Dan aperture) harus tetap diperhatikan agar tidak under atau over exposure. Kemudian juga segitiga exposure tersebut harus disesuaikan dengan kondisi cahaya ketika pemotretan. Semoga membantu.

Unknown said...

Halo mas bekti,saya mau tanya,saya ada yashica fx 3 super 2000,lensanya kalau di pasang ga bisa bunyi klik mas,jadi kalau ke puter dikit gampang lepas,terus lampu LM nya pas di pasang batre langsung nyala,padahal tombol shutter nya belum di pencet,kira" kenapa ya mas?

Bekti Supriadi said...

Trims mas Agus Basuki sudah mampir. Untuk memasang lensa ke body, coba dipaskan terlebih dahulu tanda merah dilensa ketemu dengan tanda merah di mounting lensa setelah itu putar sampai bunyi klik. Untuk membuka lensa, pencet terlebih dahulu tombol hitam sebelah kanan mounting lensa sambil buka lensa ke arah berlawanan. Namun bila cara ini sudah benar dilakukan berarti ada masalah di mounting body. Coba dilihat dengan seksama yang menyebabkannya atau diservis. Untuk metering, umumnya memang dipencet dahulu setengah tombol releasenya, baru metering nyala. Tapi juga bisa langsung nyala bila kita set di ASA 100 dan bila set speed B, metering otomatis mati. Bila nyala terus ada kemungkinan error di sirkuit listriknya. Namun tidak jadi masalah selama meteringnya normal. Semoga membantu.

Anonymous said...

Kak mau tanya kalau rekomendasi analog keluaran fuji yang bagus apa ya? Baru penasaran sama kamera analog dan lagi ingin belajar, mau nabung beli kamera dan tertarik sama hasil foto fuji karena tone nya unik gitu hehe. Inginnya sih yang full manual atau rangefinder juga boleh, range harga ukuran mahasiswa tapi bagus juga buat invest ke depannya. Oh iya lebih prefer yang ringan, tapi masih belum paham juga apa kalau yang pake baterai pasti berat?
Ada rekomendasi ga ya kak? Terima kasih

Bekti Supriadi said...

Halo mas/mba anonymous trims sudah mampir. Saya agak sulit untuk diminta rekomendasi kamera analog karena melihat kamera analog banyak jenisnya dan tiap orang punya selera masing-masing. Untuk fujica SLR full manual bisa menggunakan fujica MPF105 atau MPF105x. Selain itu fujica seri ST pun full manual. Tinggal disesuaikan ingin lensanya mount bayonet atau ulir M42. Kalau rangefinder fujica yang kecil dan agak ringan, coba Fujica SP, Fujica SE dan Fujica V2. Ketiganya cukup rare dan harganya lumayan. Semoga membantu.

Anonymous said...

kalau fujica seri ge itu spesifikasinya gimana ya kak?

Bekti Supriadi said...

Fujica GE hampir mirip dengan Olympus trip 35, bisa dipakai mode auto exposure dengat set ring aperture di A. Pembacaan metering pun menggunakan CDs yang terdapat di depan lensa. Bedanya fujica ge rangefinder yang menyatukan dua bayangan. Semoga membantu.

Unknown said...

Mas mau tanya2 ttng kamera analog, sya baru beli Yashica MF-2, mas Bekti punya buku panduannya gak ya? Kalo punya minta tolong di send via email ke septinalestari22@gmail.com soalnya saya cari2 di internet sulit banget dapat review yashica mf-2. Dan mau tanya kalo viewfinder buram (kaya ada debu di bagian dalam) itu apakah berpengaruh sama hasil fotonya? Apakah hasilnya buram juga? Trims mas

Bekti Supriadi said...

Trims sudah mampir mba Septina Dwi Lestari. Buku manualnya sudah diemail. Bila viewfinder bagian dalamnya buram atau kotor itu masih bisa dibersihkan, tapi harus ke tukang servis bila tidak tau caranya. Karena harus dibuka. Namun hal tersebut tidak berpengaruh sama sekali ke hasil karna fungsi viewfinder hanya untuk melihat. Semoga membantu.

aryahanafi said...

Maaf baru bales mas, alamat email saya aryahanafi99@gmail.com, kemarin lupa soalnya saya komen di post yg mana :v

Bekti Supriadi said...

Sudah diemail buku panduannya mas Arya. Semoga membantu.

Unknown said...

Halo mas, tulisannya bagus banget dan sangat informatif! Makasih udah sharing hehe
Saya mau minta pendapat mas karena saya mau beli kamera analog antara Canon Ftb atau Nikon FM2n. Kira2 yang specnya lebih bagus dan kelebihan&kekurangan masing2nya apa ya?
Thank you!

Bekti Supriadi said...

Trims sudah mampir mas Auzan Salman. Bila dilihat Dari spek, Nikon FM2 lebih unggul karena memiliki speed hingga 1/4000s, sedangkan canon Ftb hanya sampai 1/2000s. Bodynya pun lebih berat dan besar ftb. Pada speed rendah, canon ftb lebih sering menyebabkan fokus goyang karena hentakan mirrornya lebih keras. Namun canon ftb telah dibekali mirror lock-up untuk preview aperture dan DOF. Canon Ftb menggunakan batre mercury PX625 untuk menghidupkan meteringnya, yang agak sulit untuk menemukannya di pasaran saat. Namun bisa digani dengan batre zinc air atau terkadang bisa pakai LR44. Canon Ftb memiliki metering partial yang agak melebar, bagus untuk foto wide dan landscape. Tapi balik lagi ke mas mau pakai yang mana. Semoga membantu.

Anonymous said...

Hallo mas, mau tanya ya sy baru mau belajar kamera analog nih. Boleh saran sebaiknya saya beli kamera apa ya yang menurut mas oke dan budget nya juga ngga mahal? Trims :)

Bekti Supriadi said...

Halo mba/mas anonymous trims sudah mampir. Disesuaikan saja dengan selera dan keperluan fotografinya karena kamera analog banyak merk, model dan tipenya. Untuk street photography bisa pakai canonet QL17 GIII terjangkau dan bagus lensanya. Bisa juga yang simple olympus MJU-1, point and shoot tinggal jepret. Semoga membantu.

Unknown said...

Salam kenal kak, mau diskusi sedikit, saya newbie di fotografi analog, saya baru dapet ricoh 500gx, kondisi Auto mati, LM mati, belum ada satu roll sih nyoba nya, cuman kesulitan yang saya alami klo malam, cukup sulit nentukan shutter speed, ada tips dan trik nya kah? selama ini saya pake aplikasi di smartphone untuk Light Meter, apa perlu saya mencari light meter external terkait akurasi? terima kasih :)

Bekti Supriadi said...

Trims sudah mampir mas Kurnia Zakiy. Ricoh 500gx sudah ada ring speednya. Bila kesulitan dalam menentukan exposure, coba gunakan 16 rules sunny. Saya sudh pernah menulisnya di postingan lain. Intinya kita harus menyeimbangkan antara speed, ASA dan aperture pada kondisi cahaya yang berbeda-beda. Semoga membantu.

terabaikan said...

halo mas, bisa kasih tips dan trick menggunakan fujica M1? Saya tertarik buat belajar fotografi pakai fujica M1. terima kasih sebelumnya :)

Bekti Supriadi said...

Trims sudah mampir mas Nalendra Ezra. Fujica M1 ini simple penggunaanya. Masuknya point and shoot atau viewfinder analog. Mirip dengan Olympus trip 35. Sebenarnya tidak ada trik tertentu untuk kamera ini. Seperti pada kamera analog umumnya, mas harus mengerti segitiga exposure. Kemudian merasakan feel cahaya pada kondisi yang berbeda. Tentukan objeknya dan framing. Janga lupa untuk memahami benar-benar tiap fungsi dari kamera tersebut. Untuk hasilnyaa tergantung fotografer ingin dijadikan seperti apa dalam mengolah objek dan cahaya. Semoga membantu.

Unknown said...

Mas boleh minta buku panduan fujica dl300 ? Kalau ada ke bangkittri.9g@gmail.com terimakasih

Bekti Supriadi said...

Sudah diemail mas Dika buku manual Fujica DL-300. Semoga membantu.

Unknown said...

Mas bekti, mau nanya yashica seri fx-3 tuh masuk jenis kamera analog apa ?

Bekti Supriadi said...

Trims sudah mampir mas dicky Dermawan. Yashica fx-3 dan fx-3 super 2000 masuk ke kamera analog SLR full manual. Semoga membantu.

Unknown said...

mas saya masih awam soal kamera, belum aga paham tentang tools nya. rencana saya pengen beli vinon 500Em. untuk pemula menurut mas gimana?

Bekti Supriadi said...

Sudah dijawab ya mas Nugroho MH via WA. Trims sudah mampir.

Niken Faranisya Restiputri. said...

Mas saya mau tanya, saya baru dapat kamera ricoh s-30 AF saat bongkar lemari.Itu termasuk kamera apa ya? Kamera itu bisa pake baterai dan film apa ya? Dan apakah bisa jika tidak menggunakan baterai? Maaf mas nanya nya banyak hehe saya masih newbie bgt soalnya hehe terimakasih

Bekti Supriadi said...

Halo mba Niken Faranisya Restiputri. Ricoh S-30 itu masuk kamera analog point and shoot atau kamera pocket. Kamera ini harus pakai baterai CR123A. Untuk filmnya bisa pakai apa saja yang printing format 135mm. Semoga membantu.

Niken Faranisya Restiputri. said...

Mau nanya lagi nih mas, pas saya load film sama batre, filmnya ngeroll terus gak berenti-berenti. Jadi saya lgsg keluarin batrenya. Kenapa ya mas itu? Trus kalo misalkan saya nunggu filmnya ngeroll sampe abis lalu saya rewind kira2 boleh gak ya? Thanks mas bekti

XCVII said...

Mas bekti, punya manual book cannonmate sm111 tidak ya ?

Bekti Supriadi said...

Untuk buku manual canonmate tidak ada mas atau mba. Trims

Unknown said...

mas masih jualan kamera analog? bisa lihat dimana?

Bekti Supriadi said...

Trims sudah mampir mba Sofi. Masih mba, silahkan hubungi nomor hp yang sudah tertera saja. Trims

Unknown said...

Mas, kalo kamera ricoh analog yg masuk jajaran terbaik apa saja ya mas?
Terima kasih Sebelum nya mas..

Wisnu wijaya said...

Om... Kalo braun sr2000 tu untuk pemula gimana? Ada komen ato catatan gk?

Bekti Supriadi said...

Trims mas wisnu Wijaya sudah mampir. Braun SR2000 kurang lebih sama dengan Nikon FM10. Cocok untuk yang baru terjun ke analog.

Unknown said...

Mas mau nanya lebih milih canon f-1 atu nikon ae-1?

Bekti Supriadi said...

Halo mas Alvin. Antara kedua kamera tersebut lebih baik disesuaikan dengan selera. Bila ingin yang full manual bisa pakai Canon f-1. Bila ingin yang sudah auto exposure bisa pakai canon ae-1. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Khusus untuk canon ae-1 wajib menggunakan baterai, karena kinerjanya tergantung dengan baterai.

Unknown said...

Om, ku mau tanya kalo kamera analog masih bisa berfungsi gak sih kalo gak pake batre? Kamera ricoh kr-5 iii ku udah dipasang batre, tapi led di viewfindernya gak nyala

Bekti Supriadi said...

Trims sudah mampir mas Raymond PS. Ricoh kr-5 iii termasuk kamera analog full manual. Baterai hanya untuk metering. Kamera berfungsi tanpa baterai. Semoga membantu.

Anita Oktavia said...

Kak mau nanya nih, aku punya kamera rico f15 s , tapi aku nggak tau cara gunainnya , trus batre apa yg digunakan dan cara mengganti batre nya ,mohon bantuannya kak ,trima kasih

Anonymous said...

Jadi kamera analog yang bagus buat pemula yang mana mas?

Bekti Supriadi said...

Trims sudah mampir mas/mba anonymous. Disesuaikan saja dengan selera dan kebutuhan karena setiap orang berbeda. Banyak kamera analog untuk yang baru belajar dan masing-masing punya kelebihannya. Pilihannya banyak, ada model SLR, rangefinder, TLR, pocket atau medium format lainnya. Ada yang full manual, autoexposure, full auto. Ada format 35mm, 120mm, 160mm dan lain sebagainya. Semoga membantu.

imad said...

salam. mas mau nanya tentang film yg sedang terpasang di kamera.. apakah ada batasan waktunya atau bebas berapa lama memakainya. cth: saya memakai kodak200 terus saya menggunaknnya (habis film) sampe 2 bulan apakah akan baik baik saja atau mempengaruhi kualitas film.. ? terimakasih mas..

Bekti Supriadi said...

Tidak ada batasan waktu mas Imad. Namun bila ditaruh tempat lembab biasanya akan jamuran. Semoga membantu

Unknown said...

Saya masih nuby om... lagi pengen belajar kamera analog..
Sekarang saya menggunakan Nikomat El tapi masi bingung dengan kameranya om.. bisa kasi saran buat Nikomat saya om..
Bisa minta panduan tentang menggunakan kamera analog buat beginer seperti saya om... minta bantuannya om bisa di e-mail ke andhika.pharmacist@gmail.com
Terima kasih buat pencerahannya om

Bekti Supriadi said...

Buku manual Nikkormat EL sudah diemail mas Andhika, semoga membantu.

jonathan abiezer said...

kalo batre yg seukuran batre jam tangan itu gunanya buat apa ya apakah perlu menggunakan batre?

Bekti Supriadi said...

Trims mas Jonathan Abiezer sudah mampir. Biasanya batre jam atau LR44 digunakan untuk menyalakan lightmeter atau di beberapa kamera analog untuk menyalakan autoexposure. Semoga membantu.

Unknown said...

Mas beda ricoh 500 GX dan ricoh f10 apa ya?

Bekti Supriadi said...

Trims sudah mampir mas/mba unknown. Ricoh 500gx merupakan kamera analog rangefinder yang menyatukan dua bayangan untuk fokusnya. Kamera ini memiliki autoexposure menggunakan baterai. Speed, aperture dan asa digunakan secara manual. Sedangkan ricoh f10 termasuk rangefinder/viewfinder yang tidak menyatukan dua bayangan untuk focusnya. Focus disajikan dengan zone focusing berupa gambar di ring lensanya. Kamera ini termasuk programmed analog dengan baterai sebagai dayanya. Speed dan aperture menggunakan baterai yang terlihat di viewfinder sedangkan ASA diatur secara manual. Semoga membantu

hujanbulanfebruari said...

Permisi mas,saya nemu kamera novacam 1 punya orang tua saya dulu, apakah di mas juga menerima servis? karena pengen cek dulu masih bisa atau engga. Atau saya coba beli baterai+roll film dulu ya?

Bekti Supriadi said...

Trims mas/mba Hujanbulanfenruari sudah mampir. Lebih baik dicek dulu fungsinya dengan memakai baterai. Bila berfungsi baru dites dengan film. Semoga membantu

raflyamada said...

Mas ada tutorial tentang kamera braun sr2000 kah?

Bekti Supriadi said...

Trims sudah mampir mas/mba Unknown. Sudah diemail ya buku manual Braun SR2000. Semoga membantu

Hanijah said...

Mas kalau tuas rewindnya patah itu apakah bisa diperbaiki? Terima kasih,

Unknown said...

Jual Pentax me, gak bang?? Hrga brp?

Bekti Supriadi said...

Halo mba/mas unknown. Pentax ME jual. Silahkan tekan tombol order via WA untuk selanjutnya. Terima kasih

Unknown said...

Bahas fujicam1 dong bang

Bekti Supriadi said...

Trims sudah mampir mas/mba unkown. Fujica M1 termasuk kamera analog yang mudah digunakan. Tinggal setting zone focusing di lensa lalu kokang dan jepret. Cukup simple untuk digunakan. Semoga membantu

Bekti Supriadi said...

Trims sudah mampir mas/mba unknown. Tuas rewind bila patah tidak bisa diperbaiki. Harus cari spart partnya/kanibalannya. Semoga membantu

Tiara Azzahra said...

Liat Artikel nya tambah semangat buat mainin kamera tipe rangefinder 😍✨

«Oldest ‹Older   201 – 282 of 282   Newer› Newest»

Contact Us

Phone/WhatsApp :

+62 87888349677

Address :

15th Kukusan Beji, Depok,
West Java

Email :

bekti.supriadi@gmail.com






Testimonial

testi1

Eternal Light Digital Marketing Service sangat membantu saya memperluas jangkauan customer. Brand kami lebih dikenal banyak orang. Sukses terus Eternal Light

Winda Ayu

Owner ON Trip



Our Video



Ketik->Enter->Let's Go