-->
Alasan Menggunakan Kamera Rangefinder (RF): Pilih Kamera SLR atau Rangefinder (RF)???
Prinsip kamera analog rangefinder


Apa kabar sobat semua. Syukur, sepertinya tulisan admin seputar cara menggunakan kamera analog berguna bagi para pecinta kamera analog dan sejenisnya. Memang selain untuk jualan, blog ini juga memiliki misi untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam soal kamera-kamera tua, terutama buat pemula. 

Untuk yang sudah komen dan memberikan kritk, admin sangat berterimakasih karena sangat membangun dan berbagi wawasan. Dan untuk yang request, sabar ya perlahan-lahan admin pasti ulas permintaannya.

Kali ini admin masih akan mengulas mengenai kamera SLR 35mm VS kamera Rangefinder (RF) 35mm. Terutama admin akan lebih memfokuskan pada kamera Rangefinder (RF) 35mm, karena akhir-akhir ini banyak yang request soal kamera jenis ini. Untuk yang request SLR 120mm dan Rangefinder 120mm, admin akan mengulasnya nanti di bagian format film. 

Tulisan ini bukan bermaksud untuk membanding-bandingkan jenis kamera analog. Setiap orang memiliki kesukaan dan kebutuhan masing-masing dalam memotret. Di sini admin hanya mencoba untuk mengulas kelebihan daan kekurangannya. Selebihnya biar sobat yang menentukan.

Seperti sobat semua tahu bahwa kamera jenis 35mm dari awal kemunculannya perlahan berevolusi bertahun-tahun dan berubah menjadi sebuah perangkat optik-elektronik yang kompleks. Dari kamera 35mm yang full manual, electronic automatic exposure sampai automatic focus circuity. Memang demikian sobat, kamera 35mm didesain untuk: "menyediakan kenyamanan maksimal dalam pengambilan gambar".

Pada dasarnya terdapat 2 jenis konsep kamera 35mm yang ada di pasaran: 

1. SLR (Single Lens Reflex). Kamera jenis ini sangat mendominasi pasaran untuk kamera profesional terutama pada DSLR.

2. Rangefinder (RF), jenis ini dapat dibagi kembali menjadi tiga bagian. Pertama, Kamera RF klasik seperti Konica RF, Leica M6, Bessa R dan masih banyak lagi kamera RF seperti buatan Canon, Contax, Leica, Nikon, dan Voigtlander. Yang kedua Kamera Rangefinder dengan rangefinder elektronik contohnya seperti pada Contax G1/G2, Konica Hexar AF. Terakhir, Kamera P&S (Kamera Point and Shoot).

Perbedaan utama antara SLR dan Rangefinder adalah scene fotografi ditampilkan, diakses dan diproses di viewfinder.


Rangefinder (RF) 35mm


Sekarang admin akan memberikan sejarah singkat mengenai kamera jenis rangefinder 35mm. Tahukah sobat kapan pertama kali rangefinder (RF) 35mm muncul? Kamera jenis rangefinder (RF) 35mm muncul pada pertengahan tahun 1920an. Pada saat itu Oscar Barnack memperkenalkan Leica A, dimana kamera ini sekaligus menandakan era fotografi 35mm. 

Banyak hal yang umum bagi kita hari ini, seperti rana bidang fokus atau kartrid film, pertama kali muncul di kamera Leica. Kalau kita lihat dari tahun kemunculannya, kamera rangefinder sudah sangat tua sobat. Tapi kira-kira kenapa fotografer profesional dan amatir kini menggunakannya kembali? Sebelum kita bahas beberapa alasan fotografer memilih kamera rangefinder, terlebih dahulu admin akan mengulas sedikit tentang bagian-bagian kamera jenis rangefinder (RF) di bawah ini.


Kaca/Mirror Kamera Rangefinder (RF)


Hal paling mendasar yang membedakan antara kamera rangefinder dengan jenis kamera lainnya adalah kaca (mirror). Loh kok "kaca" admin? Emang kenapa kaca kamera rangefinder? Kamera jenis rangefinder berbeda dengan SLR karena secara mekanis untuk melihat dan fokus tidak melalui metering lensa (TTL), meskipun sebagian besar kamera rangefinder modern telah memiliki metering TTL. 

Sebaliknya, fokus pada kamera rangefinder direalisasikan melalui mekanisme pengintai (rangefinder) yang berupa penggabungan dua fokus (viewfinder dan focusing). Hal ini terdapat pada kamera rangefinder klasik dan elektronik. Rangefinder pada jenis kamera ini adalah sebuah perangkat yang menentukan jarak ke objek dengan menggunakan prinsip tringulasi, yakni teknik geometrik yang telah dikenal orang selama ratusan tahun. 



Prinsip kamera analog rangefinder

A. Beam Splitter (kaca semi-transparan)
B. Jendela pengumpulan cahaya 
C. Proyeksi Framelines/unit kompnesasi parallax
D. Proyeksi Framelines (kaca semi-transparan)
E. Pentaprisma/cermin rangefinder
F. Viewfinder
G. Frame viewfinder
H. Objek gambar statis
I. Objek gambar kedu/sekunder

Jadi secara keseluruhan kinerja RF sangat tergantung pada jarak yang kita ambil dari kamera ke objek yang mau kita potret. Pada kamera RF dasar pengambilan jarak berasal dari jarak fisik antara beam splitter dan cermin rangefinder/pentaprisma dikalikan dengan perbesaran viewfinder. Semakin besar dasar jarak, semakin akurat kita mengambil gambar dengan RF. Diagram di atas menunjukkan desain generik dari mekanisme optikal kamera jenis RF klasik yang digunakan selama bertahun-tahun.


Cara Kamera RF Bekerja


Beam splitter (A) dan pentaprisma/cermin rangefinder (E) membentuk dua gambar di dalam viewfinder - obejek gambar statis (H) (melalui cermin beam splitter) dan objek gambar kedua (I) (melalui pentaprisma/cermin rangefinder). 

Lensa pada kamera RF sangat terikat dengan pentaprism/cermin rangefinder (E) melalui moving cam yang ada di dasar lensa. Oleh karena itu ketika sobat memutar fokus, sobat akan melihat gambar sekunder bergerak melintasi viewfinder. Kemudian setelah gambar statis dan gambar sekunder kedua bertemu, sobat sekalian telah menemukan fokus pada kamera Rangefinder

Beberapa kamera RF (misal Leica M6, Konica Hexar RF, dan Bessa R) memiliki tepi gambar statis dan sekunder yang khas untuk meningkatkan akurasi fokus. Seberapa akuratkah kamera RF dalam menangkap gambar dan fokus? Jawabannya adalah tergantung lensa yang sobat-sobat pakai. Semakin panjang lensa RF yang sobat pakai, semakin kurang akurasi fokus yang sobat dapatkan. Oleh karena itu, lensa yang sebaiknya sobat pakai untuk kamera RF adalah lensa normal dan wide karena fokusnya lebih akurat.



 Fokus kontrol ketika dua optik RF bertemu


kamera analog rangefinder in focuskamera analog rangefinder out of focus 
 (In/Out-of-Focus)


Terus gimana dengan kamera rangefinder elektronik kaya
Yashica Electro 35 GSN & Yashica MG-1 min? Rangefinder elektronik memiliki prinsip yang sedikit berbeda. Rangefinder elektronik pun menyatukan dua bayangan focusing, namun terdapat juga RF elektronik yang tidak demikian. 

Pada rangefinder elektronik yang tidak menyatukan dua bayangan focusing, sobat tidak akan menemukan dua gambar (fokus) yang menyatu secara bersamaan di viewfinder. Hal ini terjadi bukan karena kamera memproyeksikan/memantulkan berkas sinar (infrared/kasat mata) terhadap objek, tetapi jumlah cahaya yang dipantulkan kembalilah yang kemudian menentukan jarak dari objek melalui lensa. 

Tenang saja sobat, kamera rangefinder elektronik pada umumnya sudah memiliki metering berupa pengkoreksi parallax, yang biasanya berupa lampu berwarna di viewfinder. Jadi patokan untuk mengambil jarak pada RF elektronik terletak pada focusing di lensa dan metering parallax di viewfinder. 

Dan rata-rata kamera RF elektronik juga telah menggunakan aperture priority exposure dengan automatic shutter. Sebenarnya konsep kamera rangefinder elektronik sama seperti kamera viewfinder. Kita akan membahas lebih dalam lagi soal kamera viewfinder nanti pada tulisan lain.

Keunggulan desain dan sistem kamera rangefinder (RF)

1. Bentuknya yang simple. Keseluruhan sistem kamera ini dapat masuk ke dalam tas pinggang kecil, dibandingkan dengan SLR yang terkadang harus pakai case atau tas khusus untuk kamera;

2. Modelnya yang variatif dan unik;

3. Memberikan ketenangan yang lebih kepada fotografer dalam mengambil gambar;

4. Dapat mengambil gambar dengan cahaya seperti apapun yang tersedia ketika pemotretan;

5. Kualitas optik yang luar biasa.


SLR VS Rangefinder



Kelebihan SLR

1. kontrol fokus dilakukan secara langsung

2. Framing yang tepat

3. Dapat mengkontrol kedalaman bidang objek (jika tersedia)

4. Pilihan lensa/filter tidak terbatas

5. Memiliki kemampuan atau pilihan untuk menggunakan lensa tilt/shift, makro dan lensa panjang

6. Terdapat flare check yang efisien ketika cahaya masuk.

Petimbangan SLR

1. Besar dan Berat

2. Sering menimbulkan getaran ketika mirror (kaca) ngeklik terkadang bikin fokus buyar

3. Desain Retrofocus viewfinder terkadang menjadi malapetaka ketika menggunakan lensa wide-angle

4. Kualitas optik maksimum pada f/8-11, akan tetapi untuk maksimum aperture lensa 28-80mm optiknya sering biasa-biasa saja

5. Jeda shutter cukup (tidak pendek dan cepat)

6. Viewfinder menjadi gelap dengan f/5.6 dan lensa lambat bila cahayanya kurang tepat.

Kelebihan Rangefinder

1. Compact

2. Tenang dan bebas getaran

3. Sangat terang, karena aperture tidak mempengaruhi viewfinder

4. Sangat hebat jika dikombinasikan dengan lensa wide-angle (sudut lebar) atau normal (direkomendasikan)

5. Kualitas optik maksimum pada f/4.5-6, meskipun kita menggunakan maksimum aperture 

6. Jeda shutter yang pendek.

Pertimbangan Rangefinder

1. Jika menggunakan  lensa telephoto hanya terbatas pada 135mm atau lebih pendek

2. Biasanya bila fotografer makro pakai RF bisa jadi canggung

3. Memungkinkan kesalahan paralaks pada saat focusing closed-up

4. Kontrol kedalaman bidang objek belum sempurna

5. Kontrol fokus yang tidak langsung

6. Polarizer tidak dapat digunakan tanpa hambatan utama

7. Terdapat potensi ketidaksesuaian antara lensa flare vs rangefinder

Bedakan Sistem Rangefinder dengan SLR


Dengan demikian sobat, antara rangefinder dengan SLR memiliki keunikan masing-masing dalam sistem kerjanya. Sobat tidak bisa menyamakan sistem kerja RF dan SLR, walaupun beberapa hal memiliki kesamaan. Misal perbedaanya, pada RF kebanyakan menggunakan sistem metering berupa selenium cell dan cds yang terpisah dari lensa. 

Hal tersebut sangat tergantung dari jumlah cahaya yang masuk ke sistem meteringnya. Oleh karena itu, kondisi cahaya sangat menentukan dalam penggunaan aperture, ASA dan shutter speed. Pada SLR, pembacaan metering didapat dari sensor yang ada di kamera melalui lensa. Sebelum cahaya masuk ke sensor, ia terlebih dahulu diolah di dalam lensa. Oleh sebab itu, metering SLR pun tergantung pada lensa yang digunakan. Berapa stop down dan FL maksimal dari lensanya juga menentukan pembacaan metering. 


 Jadi Kenapa Harus Rangefinder???


Jawabannya sangat sederhana. Karena tidak adanya cermin (mirror), memberikan kamera Jenis RF keunggulan besar atas SLR.  Lihatlah urutan operasional di Kamera RF setelah tombol shutter tertekan: 

1. Shutter dilepas dan frame film akan terkena cahaya yang datang melalui lensa;
2 And That's all.

Pendiri Eternal Light Camera dan Eternal Light Digital Marketing Services. Seorang professional digital marketing, fotografer kamera analog, penulis, content creator, kolektor, pemopuler kembali kamera film di Indonesia dan distributor kamera analog. Saat ini bertempat tinggal di Depok

70 comments:

Unknown said...

Bagus materi mas, jd tambah ilmu. Tulis juga dong, Tips trik untk kamera RF. Hasil RF emang bagus , cuma d focus nya yg agak susah.

Bekti Supriadi said...

Terimakasih Mas Sams Bahari atas komennya. Materi untuk RF ini belum selesai semua. Next nanti saya coba ulas soal focus kamera RF. Memang benar agak sulit mencari focusnya. Tapi kunci suksesnya sepengalaman saya adalah "ketenangan"

rahmisya said...

Mas mau nanya dong, kalo buat pemula mendingan pake kamera RF yang kaya gimana yah? Merk sama tipe apa? trimakasih.

Bekti Supriadi said...

Thanks Rahmisya sduah mampir dan komen. Sebenarnya balik lagi kepada yang mau makai kameranya, selera dan keperluannya mau apa. Tapi krna memang RF agak sulit trutama dalam mencari fokusnya, saya sih merekomendasikan lebih baik pakai RF yang elektronik dulu untuk latihan, karena biasanya RF jenis itu sudah ada paralaxnya jd meminimalisir kesalahan dalam fokus. Misal seperti Yashica electro dan MG-1. Masih banyak kok merk RF yg elektro. Semoga membantu.

Anonymous said...

Sangat membantu ulasannya, tulisannya juga mudah dimengerti, terima kasih. Tapi backgroundnya merah kurang bagus untuk baca di handphone.

Bekti Supriadi said...

Trims pak atas masukkannya. Bagusnya warna apa ya backgroundnya untuk baca via handphone?

Purnama Putra said...

rangefinder yang murah tapi bagus apa mas bekti? saya pengen nyari ni.

Bekti Supriadi said...

Mas Purnama Putra, tergantung kesukaannya mas dan keperluannya apa. Misal mas mau pakai yg electro pakai Electro 35 GSN, yang ada manualnya pkai canonet, atau mau nyoba yang metering spotnya pakai Olympus 35 SP. Ketiga rangefinder ini menjadi andalan peengguna rangefinder karena kualitas lensanya. Taping klo mau yang modelnya klasik dan bnar-benar full manual yang lebih tua banyak dari german juga uni soviet. Di Minolta ada Hi-matic 7s yang lumayan popular pada zamannya.

Anonymous said...

Selamat malam mas, mohon bantuannya, saya pakai olympus 35 rc, barusan saya iseng untuk sekedar cek mekanik jeprat-jepret tanpa film, begitu liat viewfinder, ada gambar tambahan selain gambar statis dan gambar sekunder, katakanlah saya sedang memotret lampu, nah yang saya lihat ada tiga buah lampu pada viewfinder, saya tidak tahu yang ketiga ini apa, dia statis tapi berupa bayang,pada saat saya memutar focusing ring/mengatur jarak pengambilan ganbar tidak terjadi apapun pada gambar itu,tapi gambar sekunder dia normal bisa digerakkan untuk difokuskan dengan gambar statis. Kira-kira kenapa? padahal kemarin-kemarin tidak ada, apa itu yang disebut parallax error? Kalau benar, apa sebabnya? Apa bisa dibetulkan? Bagaimana caranya? Terimakasih banyak.

Bekti Supriadi said...

Halo mba/mas anonymous trims udah mampir. Kalau itu bukan kesalahan paralaks. Paralaks itu lebih berhubungan dengan metering dan juga pada RF elektro. Yang terjadi pada kamera Olympus RC mas/mba adalah kemungkinan bergesernya silvered-mirror yang ada di frame line window, tempat berkumpulnya cahaya. Sehingga mengakibatkan bayangan menjadi tiga image. Jadi seperti yang sudah tertulis, kamera analog RF menggunakan teknologi trigonometri. Pertama jendela VF (kaca beam spliter statis), jendela frame line (silvered-mirror statis), dan jendela RF (kaca RF bergerak). Semua kemiringan kacanya 90 derajat untuk memantulkan cahaya. Karna sudah kemakan usia, silvered-mirror kamera mas berubah posisinya. Tapi hal tersebut tidak berpengaruh apapun. Semoga membantu.

Unknown said...

Selam ini pake DSLR, sekrg lg pngn nyoba analog cuma blm tau kamera mana yg rekomended

Bekti Supriadi said...

Trims udah mampir mas Muchtar Kholiq. Lebih baik disesuaikan saja mas dengan selera mas mau pakai merk apa dan tipe bgmn. Misal SLR Nikon yang full mekanik yaitu FM2 dll.

Unknown said...

Mas bekti plisss kamera zorki 4 dungs..ada yang tahu cara pemakaiaannya gak??hehehehehe

Unknown said...

Mas bekti, untuk kamera rangefinder untuk pemula, yang pas yang mana ya ?

Bekti Supriadi said...

Halo mas Sachio Sulaiman trims udah mampir. Mungkin bisa menggunakan yashica electro 35 gsn. Kamera RF analog ini aperture priority, jd kita tinggal atur aperture dan ASa pada kondisi cahaya yang berbeda nanti kamera menyesuaikan speednya. Tapi kembali lagi ke mas mau pakai yang mana. Semoga membantu.

Unknown said...

Wah makasih mas infonya sangat bermanfaat. Saya tertarik untuk beli kamera analog, tapi masih bingung pilih RF atau slr. Untuk RF saya tertarik dengan canonet G-III, kalo slr tertarik dengan yashica fx3 super 2000. Menurut mas bekti yang mana yang lebih baik?

Bekti Supriadi said...

Trims mas Iqbal Surya sudah mampir. Agak sulit mas membandingkan keduanya karena tiap kamera memiliki kelebihan masing-masing. Disesuaikan saja dengan selera dan keperluan. Yashica FX-3 super 2000 tipenya SLR, lensa bisa diganti-ganti dengan ukuran yang berbeda. Sedangkan Canonet QL17 GIII rangefinder dimana lensanya fixed, tidak bisa diganti-ganti. Cara mengambil fokusnya pun berbeda. Semoga membantu

Anonymous said...

mas saya masyarakat awam, sama sekali tidak mengerti potografi. baru-baru ini saya tertarik pada kamera analog. akhirnya saya berniat untuk membeli kamera analog. nah untuk rangefinder pengoperasian/pengambilan gambar yang mudah antara yashica elektro 35 gsn dan canonet ql17 qiii yang mana?

Bekti Supriadi said...

Trims mas/mba anonymous sudah mampir. Kedua kamera analog tersebut mudah digunakan. Tinggal disesuaikan dengan selera dan kebutuhan mas/mba saja. 35 GSN untuk berfungsi semua modenya memerlukan baterai. Sedangan Canonet QL17 GIII bisa berfungsi semua tanpa baterai. Baterai hanya digunakan untuk menyalakan metering autonya saja. Semoga membantu.

Fauzi Radian's Blog said...

Mas bekti saya mau tanya nih, saya baru aja belajar pake kamera analog (Ricoh F-3). Untuk kamera point & shoot gimana ya cara pakai film dgn ASA yg tepat? Karena di kamera saya tdk ada setelan ASA nya. Terimakasih mas.

Bekti Supriadi said...

Halo mas Fauzi trims sudah mampir. Ricoh F3 itu sudah termasuk kamera analog point & shoot full auto. Kita tinggal masukin baterai, nyalakan flas, kokang dan kamera akan mengatur mekanisnya sendiri. Biasanya ASA film disesuaikan oleh kameranya menurut ASA film yang kita gunakan. Bila film yang dipakai ASA 100, kamera akan menyeting juga ASA 100. Semoga membantu.

Unknown said...

Mas maaf nanya lagi. fujica ger saya kan ada paralax correctionnya, paralax itu apa mas? Cara kerja mengoreksi paralax itu gimana? Bisa dijelasin juga mas

Bekti Supriadi said...

Halo mas Randi Ari Nugraha Siagian. Correction parallax itu adalah batas sudut pandang fokus sebuah optik lensa yang biasanya terdapat pada kamera tipe rangefinder. Pada jenis kamera analog SLR biasanya berupa exposure compensation. Pada rangefinder, parallax biasanya ada di viewfinder berupa garis bujur sangkar untuk fokus normal (juga jarak jauh) dan bujur sangkar kecil putus-putus untuk jarak lebih dekat/close up. Pada beberapa kamera seperti yashica MG-1 dan yashica electro 35,parallax berupa lampu warna merah dan orange di bagian atas viewfinde. Bila merah yang menyala biasanya lowlight dan kamera akan menyesuaikan speednya dengan jarak dan aperture yang kita pakai, begitupun sebaliknya. Parallax juga bisa berfungsi untuk framing ulang objek, tetapi perlu diingat bahwa sudut kita dari kanan, kiri, dekat dan jauh akan merubah pembacaan exposure. Semoga membantu.

Unknown said...

Mas Bekti, saya mau tanya nih...saya punya kamera topcon wink mirror mas, kali aja mas bekti tahu...apa sih wink mirror itu sebenarnya saya masih bingung pake nya juga...cari refensi juga masih bingung mas mengartikannya...maklum dapet kamera bekas kakek saya pake dulu...thanks ya mas

Bekti Supriadi said...

Halo mas Aries Rover trims sudah mampir. Topcon wink mirror itu termasuk kamera analog unik dari bentuknya. Diproduksi sekitar tahun 50 atau 60an. Kalau di German namanya porst Reflex. Topcon wink mirror buatan Jepang, tipe SLR 35mm. Shutter speed sampai 1/500 dan kokangan ada di sebelah kiri. Biasanya tipe kamera ini bila kita kokang, mirror/kaca posisinya akan naik dan akan turun setelah dijepret. Lensanya Mount topcon bayonet/exacta. Posisi speed, ASA dan aperture ada di lensa. Semoga membantu.

Anonymous said...

Misi mas, saya baru pertama pakai Ricoh F10, pengaturan diafragma nya ada dimana mas ?

Unknown said...

Gan maaf mau tanya kalo yashika mg 1 bisa dipakai tanpa. Batrai engga ya makasih mohon responnya ��������

Bekti Supriadi said...

Trims sudah mampir mas/mba Dhian Tri. Yashica MG-1 bisa digunakan tanpa baterai tapi speed terbatas. Untuk maksimalnya pakai baterai agar speed auto exposurenya juga main. Semoga membantu.

Bekti Supriadi said...

Sudah dibalas via WA ya mas/mba anonymous. Semoga membantu.

Unknown said...

halo mas Bekti. mau nanya, untuk Ricoh F50s itu rangefinder apa masuknya SLR ya? saya udah bolak balik di google tp ga nemu2 jawabannya. maaf ya out of topic

Bekti Supriadi said...

Trims sudah mampir mba Lidia Radina. Ricoh f50s itu masukknya kamera analog point and shoot atau viewfinder. Jadi rangefinder yang tidak menyatukkan dua fokus. Objek yang dilihat sama dengan objek di viewfinder. Pengaturannya masih manual dan sudah built in flash. Semoga membantu.

Unknown said...

Ooh gitu ya. Saya sendiri masih bingung mas cara menggunakan focusing ringnya gmn. Tlg dibantu dijelaskan secara singkat aja mas cara gunain focusing ringnya hehe

Bekti Supriadi said...

Focusnya tinggal lihat objeknya saja mba lidia. Di ringnya pun biasanya ada angka jaraknya dari kamera ke objek. Kita harus punya hitung-hitungan kalau acuannya itu.

Unknown said...

Hallo mas, saya mw tanya kamera analog RF saya petri 1.9 nah pada focusing saya hanya melihat satu objek saja tidak dua objek yg biasanya ada pada focusing RF. nah itu bagaimana ya mengakali nya apakah lebih baik tinggal taruh titik fokus di infinity saja? Solanya saya sdh cari tau tentang focusing petri 1.9 blm nemu nemu, dan ini masih binggung focusing nya. Thx

Bekti Supriadi said...

Trims mas Ajungparawira sudah mampir. Petri 1.9 termasuk kamera analog rangefinder dengan menggabungkan dua fokus. Cirinya adalah selain kaca viewfinder terdapat kaca lagi di sebelah kanannya, itu adalah kaca untuk rangefinder. Untuk melihatnya coba mas bidik ke arah lampu kemudian mas mainkan tuas fokusnya. Biasanya akan keluar dua bayangan tepat di tengah-tengah viewfinder. Bila mas pakai kacamata sebaiknya dilepas dulu. Bila tidak muncul juga kemungkinan fokus rangefindernya sudah memudar. Alhasil menjadi seperti kamera analog viewfinder. Untuk mengatasinya mas harus hafal jarak antara kamera ke objek, di ring fokusnya sudah terdapat angka-angka dalam satuan meter dan feed. Bila butuh buku manualnya, silahkan tinggalkan alamat email. Semoga membantu.

Anonymous said...

Kak mau nanya nih,aku punya kamera f15s, tapi aku nggak tau cara makainya gimana , trus batrai yg digunakan apa dan cara ganti batrai nya gimana, mohon bantuannya kak , trima kasih

Dan.. said...

Pagi mas mau tanya, saya ingin mulai belajar fotografi dari nol karena saya memang tidak punya basic fotografi. Kamera analog yg paling mendukung untuk seorang pemula seperti saya itu yg RF atau SLR ya? Karena jujur, saya masih bingung untuk memulai ketertarikan saya ini. Thanks.

Bekti Supriadi said...

Sudah dibalas via WA ya mba/mas anonymous. Trims sudah mampir.

Bekti Supriadi said...

Halo mas Dan trims sudah mampir. Sebenarnya tergantung selera dan kebutuhan masing-masing mau mulai dari kamera analog jenis apa. Akan tetapi saran saya bila tidak memiliki pengetahuan sama sekali mengenai fotografi, ada baiknya mulai dari tipe SLR manual untuk belajar pengenalan mode, focusing, framing, exposure dan feeling. Selanjutnya bisa menggunakan jenis apapun. Namun bila mas mau langsung pakai rangefinder atau jenis lainnya juga bisa. Semoga membantu

Unknown said...

Malem mas, maaf saya ingin banyak tanya.. Saya punya minolta alpha 5700i. Apakah dia murni slr point & shoot (full auto) atau dia punya mode lain misal aperture priority?
Untuk mountingnya, alpha 5700i ini memiliki tipe mounting apa ya? Lalu apakah kamera ini bisa bekerja tanpa baterai? Kalau ada manual booknya saya minta tolong diemail ke casecoklat@gmail.com mas. Terimakasih

Bekti Supriadi said...

Trims mba Desinta Larasati sudah mampir. Minolta a-5700i atau dikenal dengan Maxxum 5000i. Diproduksi ketika minolta sudah merger dengan Konica menjadi KonicaMinolta. Kamera ini SLR AF (single lens reflex) bukan point and shoot. Kelebihannya memiliki enam mode pembacaan exposure metering, yaitu programmed, aperture priority, shutter priority, DOF autoexposure, dan manual. Ketika mode manual kita yang seting sendiri misal ASA, speed dan aperture. Selain dari manual semuanya diatur kameranya. Mounting kamera ini minolta A. Seperti kamera autofocus lainnya, Pengoperasian harus menggunakan baterai. Buku manualnya sudah diemail. Semoga membantu.

Unknown said...

saya punya kamer yashica lynx 14, nah itu kan termasuk rangefinder, cara engetahui suatu objek sudah fokus atau tidak gimana ya?? terimakasih

Bekti Supriadi said...

Trims mas Akzan Fahru sudah mampir. Yashica Lynx 14 merupakan kamera rangefinder dengan menyatukan dua buah bayangan bisa dilihat melalui patch kuning yang berada di tengah-tengah viewfinder. Bila dua bayangan dari objek sudah tepat menyatu, hal tersebut dikatakan fokus dan sebaliknya bila belum menyatu secara sempurna berarti out of focus. Semoga membantu

Unknown said...

Halo mas bekti.. saya punya kamera RF fujica mp, tp saya tidak tahu bagaimana cara mengatur apperture dan shutter speed nya.. Bisa dijelaskan mas bagaimana cara setting apperture dan shutter speednya? Dan apakah kalau saya pakai film fujicolor c200, ASA di kamera jg harus 200? Bedanya ASA dgn ISO apa ya mas? Terima kasih Mas Bekti

Bekti Supriadi said...

Trims sudah mampir mas Dimas Muhammad. Fujica MP adalah versi Fujica GER, yang khusus dijual di Indonesia. Kamera ini tidak memiliki pengaturan manual dan shutter speed. Kamera ini termasuk tipe aperture priority, ring aperture ada di bagian paling belakang lensa dan ada mode auto nya. Untuk menjalankannya memerlukan baterai sehingga nanti shutter speed akan diatur oleh kameranya. Sebenarnya untuk ASA di kamera bisa kita rubah dengan ASA di film tergantung dengan kondisi cahaya ketika motret. Namun untuk amannya kita samakan saja. Karena film tersebut mulai sensitif dengan cahaya di ASA yang tertera di film. ASA itu penyebutan di Jepang sedangkan ISO penyebutan international dan DIN di German. Semoga membantu.

Unknown said...

Halo mas, saya pake kamera canonet ql17 dan pada saat fokus untuk menyatukan bayangan yang akan kita satukan dengan objek yang kita satukan itu tidak dapat menyatu kadang di bawahnya kadang di atas kadang dimana2 lalu bagaimana cara kita memfokuskannya?

Bekti Supriadi said...

Bila memang sudah dicoba-coba tapi tetap tidak bisa menyatu bayangannya, berarti fokusnya harus dikalibrasi ulang mas Andy. Datang saja ke tempat servis minta dikalibrasi. Semoga membantu.

Unknown said...

Halo mas bekti, mau nanya nihh saya pake Yashica mg-1 nah itu auto nya tuh ngatur apa aja ya? Maksudnya apa shutter nya aja atau semuanya? Trus kalo misal gapake mode auto itu ngatur shutter nya gmn ya? Oiyaa satu lagi ini bukaan diafragma nya kan 2.8 ya, bisa bokeh ga ya? Terimakasih sebelumnya maaas🙏

Bekti Supriadi said...

Trims mas Gayuh sudah mampir. Auto pada yashica MG-1 untuk mengatur speednya saja. Jadi speed diatur oleh kameranya termasuk speed B. Tanpa baterai kita masih menggunakannya tapi hanya speed 1/30 dan 1/500. Asa dan diafragma manual. Semua kamera rangefinder bisa dibuat bokeh asalkan kita tepat dalam mengatur jaraknya dengan objek seperti halnya pada lensa manual Semoga membantu.

Arimbawa said...

Mas klk untuk pemula rekomendasi slr canon yg gmna cocoknya mas? Soalnya kpengen nyarik canon hehe

Bekti Supriadi said...

Trim mba/mas Arimbawa sudah mampir. Untuk SLR canon, bila ingin yang full manual bisa menggunakan canon seri FT QL dan FTb. Atau bisa juga Canon AE-1 untuk yang sudah auto exposure. Untuk model rangefinder bisa menggunakan seri canonet QL. Semoga membantu

Arimbawa said...

Trimakasih saran nya mas����

Unknown said...

mas, saya ada yashica 35 gsn tapi saya belum paham cara gunain RF. bagaimana sih mas cara buat ambil gambar lewat kamera yashica 35 gsn ini mas?biasanya saya selalu pake yashica microtec af yg point and shoot tapi saya lama2 jenuh karna harus menggunakan flash ketika di indoor, apabila saya tidak pakai flash pas saya cuci film hasilnya jauh diluar dugaan yg sebelumnya saya kira akan terang tanpa flash padahal saya udah pake asa 400 tapi tetap aja.makanya saya ingin beralih ke RF tapi saya belum paham dengan ambil gambar dan mainin lensa tersebut mas. terimakasih banyak mas.

Angga said...

Halo ka mau tanya kalo rangefinder punya saya bayang bayang nya sudah tipiss itu ada solusinya ga?

Unknown said...

Buat group aja lah min di WA atau FB gitu,saya baru pake Ricoh gx-1 dan dan Masi blom paham cara foousing nya :(

Bekti Supriadi said...

Trims sudah mampir mas/mba Unknown. Sarannya bagus sekali nanti dipertimbangkan. Ricoh gx-1 rangefinder dimana focus nya menyatukan dua bayangan. Bila sudah menyatu, baru dikatakan focus. Semoga membantu

Bekti Supriadi said...

Trims sudah mampir mas Angga. Bila bayangan fokusnya sudah mulai menipis bisa diganti ke tukang servis tapi harus punya kanibalannya. Semoga membantu

Bekti Supriadi said...

Trims sudah mampir mas/mba Unknown. Yashica electro 35 GSN merupakan rangefinder dimana fokusnya menyatukan dua bayangan. Bayangan yang bergerak dan diam. Kamera ini menggunakan batre untuk maksimalnya. Karena speed diatur oleh kameranya. Aperture sudah ada di ring lensa tinggal disesuaikan saja dengan kondisi cahaya. Silahkan meninggalkan alamat email, nanti saya kirimkan buku manualnya. Semoga membantu

Candra Sinabutar said...

Halo mas, saya punya kamera TOPCON AM hanya body nya aja, saya bingung mencari lensa bawaanya seperti apa datau apakah bisa di siasati dengan lensa lain ?? saya juga bingung cara penggunaanya karena sedikit sekali refrensi mengenai kamera ini. apakah mas punya manual book nya ?? trimakasih sebelumnya mas.

Bekti Supriadi said...

Trims mas Chandra sudah mampir. Lensa bawaan Topcon AM itu mereknya Topcor, memang agak sulit ditemukan sekarang ini. Untuk mount lensanya sendiri yaitu mount exakta bayonet. Untuk buku manualnya kebetulan adanya Topcon RE. Silahkan meninggalkan alamat email bila ingin dikirim buku manualnya. Terima kasih

Candra Sinabutar said...

Terimakasih mas, untuk penjelasannya,..
Saya minta minta buku manualnya (candra.sinabutar@gmail.com)

Satrio Bagus W said...

Saya punya konica C35v. Tipe ini bukan termasuk rangefinder ya? Karena waktu lihat di viewfinder tidak ada dua bayangan untuk disatukan layaknya rangefinder. Cara untuk fokus gimana ya?
ring fokus kalau diputar gak ada pengaruh dengan bayangan atau objek yg terlihat diviewfinder. Ring fokus ada 1 m, 1.5 m, 3 m dan infinity. Saya ragu fokus kamera saya berfungsi, karena waktu ring diputar lensa dalam seharusnya maju atau mundur menyesuaikan jarak yg di set. Tapi punya saya tidak.

Satrio Bagus W said...

Lensa rangefinder kalau berjamur bisa dibersihkan gak Mas?

Bekti Supriadi said...

Trims sudah mampir mas Satrio Bagus W. Lensa kamera rangefinder yang berjamur bisa dibersihkan. Langsung saja bawa ke tempat servis kamera untuk minta dibersihkan. Semoga membantu

Bekti Supriadi said...

Buku manualnya sudah diemail ya mas Chandra. Semoga membantu

Bekti Supriadi said...

Kamera Rangefinder ada dua tipe mas Satrio. Ada rangefinder yang harus menggabungkan dua bayangan untuk fokusnya dan ada yang tidak disebut rangefinder viewfinder. Cara fokusnya biasanya ada gambar seperti kepala manusia satu, dua, grup dan gambar gunung pada ring lensa. Semoga membantu

Priska said...

dari dulu saya memang prefer kamera analog daripada digital dan pengen bgt belajar kamera analog. saran dong mas, kamera apa aja yang bagus untuk pemula?

ps. bener-bener pemula karena saya belum pernah main kamera:")

Bekti Supriadi said...

Terima kasih sudah berkunjung mba Priska. Saran alangkah baiknya dimulai dari kamera analog full manual bisa pakai tipe SLR merk apa saja untuk belajar pengoperasian dan melatih feeling. Semoga membantu

Anonymous said...

Kalo saya pakai lensa 35mm apakah focal lenght viewfinder di kamera rf 35mm juga?.kalo misal saya pakai lensa 50mm apakah focal lenght nya juga otomatis ganti 50mm?

Bekti Supriadi said...

Terima kasih sudah mampir mas/mba Unknown. Semua jenis kamera analog yang ukuran lensanya dapat diganti-ganti, ketika kita fokuskan, otomatis akan mengikuti FL lensanya. Berbeda dengan RF yang lensanya tidak bisa diganti, pada viewfinder tidak ada perubahan apapun ketika kita lihat. Semoga membantu

Contact Us

Phone/WhatsApp :

+62 87888349677

Address :

15th Kukusan Beji, Depok,
West Java

Email :

bekti.supriadi@gmail.com






Testimonial

testi1

Eternal Light Digital Marketing Service sangat membantu saya memperluas jangkauan customer. Brand kami lebih dikenal banyak orang. Sukses terus Eternal Light

Winda Ayu

Owner ON Trip



Our Video



Ketik->Enter->Let's Go