-->
BAGAIMANA MEMILIH KAMERA ANALOG IDAMAN DAN MACAM-MACAM KAMERA ANALOG 35mm
      
Tipe-tipe kamera analog

Salam kokang sobat kamera analog. Kali ini admin akan membahas bagaimana cara memilih kamera analog idaman yang pas bagi sobat semua dan perbedaan macam-macam kamera analog film 35mm. Artikel ini muncul karena banyak sekali sobat-sobat yang mungkin baru belajar menggunakan kamera analog dan ingin order kamera idamannya di blog ini. Insya allah kalau adminnya lagi banyak pulsa dan mood lagi bagus pasti dibalas dengan panjang lebar. 

Apa sebenarnya kamera analog itu? Kamera analog adalah sebuah kamera yang masih menggunakan media film atau klise untuk merekam gambar. Pengoperasian kamera dilakukan secara manual oleh fotografer dan belum terdapat teknologi digital yang disematkan.

Sobat-sobat pasti sudah sering baca artikel atau forum yang membahas soal perdebatan antara pilih digital atau analog film. Pilih Nikon atau Canon atau Pentax atau lain sebagainya. Sebenarnya kalau admin boleh berpendapat, pilihan antara mau pakai digital atau analog film, mau nikon/canon/pentax semua kembali kepada yang mau pakai dan kebutuhannya apa. Karena lain format lain brand pasti punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Itu jawaban simpel yang sering admin kasih tahu kalo ada sobat-sobat yang nanya sama admin. 

Lalu kenapa sih kok orang banyak yang masih pakai kamera analog film? Padahal kan sekarang sudah digitalisasi semua, 2013 gitu loh! Sebenarnya orang-orang memilih kamera analog film juga bermacam-macam alasannya. Tahu alasan kita kenapa milih tuh kamera, bisanya bakal memudahkan kita memilih kamera yang benar. Di bawah ini ada beberapa alasan orang-orang yang sering admin tanya kenapa masih pakai kamera analog film:

1. Mau belajar Photography mangkanya pakai kamera manual SLR 35mm dulu;
2. Creative art terutama yang pakai Holga
3. Long exposure astronomy pakai SLR 35mm
4. High resolution (for large print blow-ups): 4x5 inch atau 8x10 inch large format
5. Modelnya yang klasik pakai 35mm rangefinder

  Lalu bagaimana cara memilih kamera analog film yang benar? Apa sih biasanya yang pertama kali sobat lihat kalau mau beli kamera analog apalagi second? Ayo ngaku pasti nama brand kan. Udah gak usah malu, orang indonesia memang bisanya pasti lihat brand kalau mau beli sesuatu. Nah kebanyakan yang ditanya oleh pelanggan di blog ini adalah brand Nikon atau Canon. Karena memang kedua brand itulah yang paling dikenal oleh masyarakat kita. Oleh sebab itu sobat, jangan kaget kalau sobat beli kamera digital harga kedua brand itu selangit. 

   Eittss...tapi jangan takut di blog ini kedua brand itu harganya gak mahal kok, malah bisa nego. Selanjutnya selain melihat brand, orang bisanya melihat kelebihan dari sebuah kamera. Kelebihan di sini termasuk fitur-fitur yang terdapat di dalam sebuah kamera. Ngomong-ngomong masalah kelebihan dan fitur-fitur kamera, kita langsung aja bahas agak lebih mendalam satu persatu terutama mengenai kamera analog film 35mm.

Jenis-Jenis Kamera Analog Film 35mm

1. SLR 35mm

  Mungkin sobat semua sudah tahu kalau kualitas gambar yang dihasilkan dari kamera analog tergantung pada lensa dan film, tidak selalu pada kamera itu sendiri. Hal itu berarti bahwa berbagai model kamera dibedakan terutama pada tingkat otomatisasi dan kualitas lensa.

   Lalu apa sih sebenarnya format film 35mm itu? Orang-orang selalu berpikiran kalau format film 35mm mengacu kepada SLR. Yah memang kebanyakan SLR itu memiliki format film 35mm. Tapi jangan lupa sobat, ada juga loh Rangefinder yang format filmya 35mm. Nyatanya yang dimaksud dengan format film 35mm yaitu mengacu kepada ukuran sebuah frame yakni 36x24mm. Kalau kita melihat berbagai jenis SLR second yang ada, sobat seperti melihat sejarah fotografi dari abad keduapuluh akhir. Dari kamera SLR mekanik sampai model autofokus elektronik.

Kamera analog Full Manual atau SLR Film Mekanik

  Setelah sobat mengetahui apa itu 35mm, sekarang kita akan bedah satu persatu jenis-jenis kamera analog. Yang pertama ada kamera analog yang full manual atau mekanik abis. kamera film jenis ini sangat mampu menghasilkan gambar yang bagus sekalipun perlu bersabar dalam menggunakannya. Kamera ini bisa bekerja walaupun tanpa baterai. Sobat cuman perlu sel tombol baterai kecil (biasanya LR44) untuk light meter

Kelebihan:

a. Simpel dan admin rekomendasikan untuk yang mau belajar dasar-dasar fotografi;
b. Handal, dapat bekerja tanpa baterai;
c. Kontrol langsung terhadap mekanikal kamera, dapat memberikan pemula feel yang bagus untuk pengaturan;
d. Terkadang bisa masuk dengan lensa kamera DSLR (full frame only). Lensa DSLR EOS canon tidak bisa digunakan pada analog SLR Canon harus pakai adapter, tetapi lensa Pentax dan Nikon (FX, non-G only) akan bekerja pada masing-masing bodi kamera tersebut.

Kekurangan:

e. Tidak ada mode automatic
fHarus bersabar dalam penentuan cahaya dan timing.

Contoh:
1. Nikon FM2
2. Nikon FM10
3. Pentax K1000
4. Vivitar V3800N


Automatic Exposure, Aperture Priority dan SLR Analog Elektronik

   Perbedaan mencolok dari kamera analog full manual atau mekanik dengan elektronik, sobat-sobat pasti sudah tahu yaitu kalau di kamera analog elektronik sudah ada otomatisasi, kebanyakan terutama pada kamera aperture-priority automatic exposure (AE) seperti Canon AE-1. 

Lalu apa sih fitur yang membedakannya dengan yang manual atau mekanik? Biasanya kamera analog yang elektronik ada shutter dial sampai "A" Kalau sobat mengubah shutter-nya ke "A" kamera akan otomatis ngeset shutter speed, dasar pembacaan light meter dan aperture yang sobat set. 

Kelebihan:

a. Bisa diubah-ubah ke full manual atau automatic exposure, kecuali untuk beberapa model kamera yang memang full automatic seperti Nikon EM.
b. Terkadang bisa masuk dengan lensa kamera DSLR (full frame only). Tapi tetap lensa EOS Canon  DSLR tidak bisa dipakai ke Canon manual. Tapi Pentax dan Nikon (FX dan G) bisa masuk ke bodi manualnya.

Kekurangan: 

a. Tidak bisa digunakan tanpa baterai. Tetapi beberapa model memiliki shutter darurat yang dapat dipicu untuk fixed 1/90 seconds tanpa baterai.
b. Tidak memiliki cap yang sepenuhnya mekanik

Contoh:
1. Canon AE-1
2. Nikon FE2
3. Nikon EM
4. Pentax ME

Full Automatic, Autofocus dan Kamera SLR Film

    Sedikit info nih sobat. Sebelum SLR digital memenuhi pasaran kamera, SLR 35mm yang full automatic-lah yang merajai penjualan kamera di dunia (autofocus, program mode, green mode). Kamera-kamera 35mm jenis ini sangat mudah digunakan seperti kamera DSLR dengan kontrol microprocessor digital pada fungsi kameranya. Perbedaan utama kamera jenis ini adalah mereka masih menggunakan film bukan sensor gambar digital.

Kelebihan:

a. Full automatic seperti DSLR
b. Terdapat fitur seperti stabiliser gambar pada lensa
c. Terkadang bisa masuk dengan lensa DSLR (full frame only), seperti lensa EOS Canon  EF DSLR. Lensa DSLR Penta dan Nikon (FX, non-G, autofocus dengan AF tetapi bukan AF-S) bisa masuk ke bodi manualnya.

Kekurangan:

a. Beberapa tipe kamera ini menggunakan baterai isi ulang yang sudah tidak diproduksi lagi
b. Modelnya tidak sesederhana dan seklasik kamera manual. Admin saranin medingan sekalian saja order DSLR.

Contoh:
1. Canon Rebel Series (EOS)
2. Canon Elan Series (EOS)
3. Nikon N6006, N8008 (F-601, F801)
4. Nikon N60, N65, N70, N75, N80 (F60, F65, F70, F75, F80)
5. Nkon F6 (bisa dipakai dengan lensa G dan AF-S)
6. Minolta Maxxum

2. Kamera Analog Rangefinder 35mm

  Nah sobat, seperti yang sudah admin katakan di atas kalau kamera analog jenis 35mm itu bukan hanya SLR saja tapi beberapa analaog rangefinder juga memiliki format 35mm. Terus apa sih bedanya SLR 35mm dengan Rangefinder 35mm? Bedanya yang paling mencolok sobat, kalau rangefinder tidak memiliki cermin refleks yang memungkinkan fotografer untuk melihat melalui lensa kamera. 

    Lah kalau begitu bagaimana dong caranya si fotografer melihat objek gambar dari lensa? tenang saja, bukannya tidak bisa melihat objek gambar tapi pada kamera rangefinder memiliki viewfinder terpisah. Itulah keistimewaan kamera jenis rangefinder. 

Jadi seolah-olah viewfinder pada kamera rangefinder ada dua. Satu viewfinder berfungsi untuk melihat objek gambar yang terpisah dari lensa, satu viewfinder lagi berfungsi untuk mengatur focus yang terhubung pada lensa. Agak ribet sih sobat. Mangkanya admin menyarankan bagi pemula yang ingin menggunakan kamera jenis rangefinder agar benar-benar bersabar.

Cara nyari focus-nya giman admin? Gampang kok sobat. Focus pada kamera rangefinder dilakukan secara manual dengan memutar ring focus pada pada lensa, sampai dua viewfinder tadi bertemu secara bersamaan. 

Oh iya sobat kalau kamera rangefinder juga ada dua model loh. model pertama yang sederhana memakai lensa fixed (lensa tidak bisa ditukar-tukar), model satunya lagi yang memiliki sistem agak lebih serius lensanya bisa ditukar-tukar. Tergantung sobat mau order yang mana. 

Meskipun secara teknis kamera jenis rangefinder lebih sederhana dari SLR, tapi jangan salah loh sobat justru kamera rangefinder banyak sekali penggemarnya. Kira-kira kenapa ya banyak penggemarnya sobat? 

Menurut admin kamera rangefinder itu modelnya unik-unik dan klasik abis (bentuknya tidak monoton), kebanyakan kamera rangefinder merupakan kamera jadul jaman perang, kamera rangefinder menyajikan ketegangan ketika pengambilan gambar karena harus mempertemukan dua viewfinder (dan kebanyakan viewfinder-nya kecil). Oleh sebab itu sobat, kamera rangefinder yang berkualitas tinggi biasanya harganya lebih mahal dibandingkan dengan SLR seperti Leica.

Kelebihan:

a. Kamera, lensa dan viewfinder lebih kecil bila dibandingkan dengan SLR yang setara
b. Fotografer dapat lebih tenang dalam pengambilan gambar dan dapat menggunakan shutter speed lebih lambat dalam cahaya redup (tidak ada getaran dari cermin).  
c. Viewfinder yang cerah
d. Memungkinkan untuk melihat dari viewfinder objek-objek foto di luar jarak pandang. Akan tetapi tetap harus mengantisipasi posisi objek-objek yang bergerak.

 Kekurangan:

a. Terkadang apa yang sobat lihat dari viewfinder berbeda dengan hasil yang didapat. Perlu melihat garis framing yang berbeda pada viewfinder tergantung pada lensa yang digunakan dan melihat kompensasi untuk kesalahan paralaks pada jarak dekat.
b. Terbatas untuk lensa dengan focal length kurang dari 135m.

Contoh:
1. Leica M6 dan M7
2. Yashica Minister, Elektro, MG-1
3. Rollei 35, XF35
4. Kodak Retina
5. Olympus 35 series
6. Nikon S series
7. Canon IV, Canon P dan Canon 7
8. Kiev 4, 4a, FED, FED-2, Zorki-4 (hampir kebanyakan kamera dari Uni Soviet rangefinder).

3. Twin Lens Reflex

   Akhirnya sobat semua admin bisa nulis lagi nih. Alhamdulillah blog ini lagi kebanjiran order. Selanjutnya sobat kita akan membahas mengenai kamera Twin Lens Reflex atau biasa disingkat TLR. Kamera seperti apa sih TLR itu? Klo sobat lihat secara fisik bentuknya hampir semua kotak dan punya dua lensa. Terus keistimewaanya apa? Sabar sobat kita akan bahas dulu dari kata Twin Lens Reflex itu sendiri. 

  Kenapa Twin Lens, karena kamera ini memiliki dua lensa yang mirip dalam satu kamera. Satu lensa untuk menyusun foto/melihat dan focusing & satu lensa lagi utuk mengambil gambar. Nah kedua lensa ini disusun secara vertikal yang memberikan penampilan kuno yang khas. Terus Reflex itu sendiri artinya mengacu kepada cermin yang digunakan di belakang lensa viewing untuk memungkinkan kita membuat fokus.

Penampakan kamera TLR
Penampakan TLR (sumber camerapedia)


 Viewfinder kamera jenis ini berada di bagian atas kamera. Si fotografer nanti akan melihat objeknya dari situ ke arah bawah. Viewfinder ini disebut waist-level finder. Lensa kamera jenis TLR biasanya fixed, dan tidak bisa di zoom

Pada saat itu kamera jenis TLR sangat populer sebagai kamera potret untuk waktu yang lama dimana lensa fixed dianggap sudah cukup memadai untuk pengambilan gambar. Produsen kamera Jenis TLR yang terkenal adalah Rollei dari German, Yashica Jepang, dan Seagull Cina. Di samping itu, TLR yang populer dan bentuknya unik dari Jepang adalah Mamiya tahun 1970-an dan TLR Soviet LOMO. Sobat semua klo mau cari TLR yang masih diproduksi sampai sekarang ada tuh TLR yang diproduksi di German oleh DHW Fototechnik, penerus Franke & Heidecke.

     Sebagian besar TLRs mengambil 120 film dan mengekspos 12 gambar dalam 6 × 6cm format. Beberapa model mengambil 127 film dan mengekspos 12 gambar dalam 4 × 4 format, dan ada beberapa model menggunakan format lain. Misalnya Superfekta dan Ontoflex mengambil gambar 6x9cm, sedangkan Flexilette Agfa dan Contaflex TLR menggunakan film 35mm. Saat ini, beberapa toy cam TLR 35mm telah diproduksi seperti Blackbird, Fly dan Gakkenflex.

Contoh TLR:
1. Lubitel
2. Rolleiflex
3. Seagull
4. Mamiya
5. Yashica
6. Blackbird (toycam sama seperti Holga)

Bagaimana Memilih Kamera Analog Film 

   Di bagian akhir ini, admin akan ngasih tips-tips bagaimana cara memilih kamera analog bagi sobat-sobat. Terutama hal ini diperuntukan bagi para pemula. Kalau sobat-sobat berbicara mengenai kamera analog, bukan hanya mengenai kinerja teknis dari kamera tersebut. Karena seperti yang sudah kita bahas di atas bahwa setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda dalam memilih kamera analog. 

Oleh karena itu, dalam memilih sebuah kamera analog sangat bersifat subjektif. Namun memilih secara praktis juga penting agar sobat-sobat semua tidak pusing dalam memilih kamera analog, karena begitu banyak jenisnya. Berikut admin kasih tips-tips memilih kamera analog secara praktis:

a. Pertama sekali yang harus sobat perhatikan dalam memilih kamera analog adalah ketersedian baterai. Apakah baterainya masih diproduksi atau tidak. Terutama untuk kamera analog full manual (hanya untuk light meter wajib untuk pemula, bila sudah mahir tidak pakai light meter tidak apa-apa), full elektronik dan full automatic. Tapi jangan takut sudah tidak produksi sobat. Karena beberapa kamera analog yang baterainya sudah tidak diproduksi bisa diganti dengan baterai LR44 (jumlahnya disesuikan bagi setiap kamera).

b. Ketersedian Lensa. Lensa sangat penting bagi semua jenisa kamera. Untuk kamera yang menggunakan fixed lens, sobat-sobat tenang saja karena lensa tidak perlu diganti-ganti. Namun untuk jenis SLR dimana sobat mau gonta-ganti lensa, sobat semua harus tahu mounting-nya (M42 ulir/bayonet atau M39) pas atau tidak, perlu pakai adapter lagi atau tidak. karena tidak semua lensa bisa masuk ke bodi kamera yang berlainan.

c. Ukuran film. Sobat semua juga harus tahu kamera yang ingin sobat beli ukuran filmya apa. Pakai 35mm, 120 atau medium format. Film ukuran medium format biasanya lebih besar, namun memberikan kinerja yang lebih baik, tetapi juga lebih mahal harganya. Di samping itu, sekarang sangat sulit menemukan sebuah toko untuk mencuci filmnya. 

Setelah secara praktis sobat semua sudah tahu kamera seperti apa yang ingin dibeli, kemudian sobat semua harus mencoba/tes mekanik dari kamera tersebut. Berikut yang harus sobat perhatikan:

a. Shutter Speed. Ketika sobat sudah milih sebuah kamera, pertama yang harus sobat tes adalah shutter speed. Apakah shutter main disemua speed atau tidak. Ngeklik dengan mantap/tidak.

b. Diafragma Lensa (bukaan). Bukaan harus dicek, apakah membuaka dengan lancar atau tidak.

d. Shutter Blades. Buka tutup belakang kamera dan lihat apakah shutter blades masih bagus atau tidak, bolang atau tidak. karena kalau bolong bisa-bisa filmnya kebakar. Beberapa kamera memiliki shutter blades dari kain.

e. Light Sealing. Periksa semua tepi pintu yang memungkinkan cahay masuk ke dalam. Cek apakah karet seal masih dalam keadaan baik atau sudah membusuk.

   Tips di atas yang admin kasih adalah bagian-bagian dari kamera analog yang menurut admin paling penting ketika mau membeli kamera analog. Selebihnya admin bisa ngeraba-raba sendiri. Mungkin ada  yang mau beli kamera analog dengan kondisi mulus, tapi ada juga yang mau beli yang penting mekanisnya lancar semua. Itu yang admin alamin dari para pembeli di blog ini. Kalau semua sudah admin cek dan ternyata ok, tinggal pasang filmnya deh.

Selamat Memotret, Salam Kokang!!!

Bersambung......
Next mungkin admin akan mengulas tentang lensa. Bila sobat-sobat punya pendapat silahkan dikomenin. Atau punya usul mau ngulas apa, silahkan.

Semua kamera yang kita bahas, tersedia di blog ini. Bila belum dipost silahkan ditanyakan langsung kepada admin by call/sms ke no.hp yang tertera di setiap postingan.

Pendiri Eternal Light Camera dan Eternal Light Digital Marketing Services. Seorang professional digital marketing, fotografer kamera analog, penulis, content creator, kolektor, pemopuler kembali kamera film di Indonesia dan distributor kamera analog. Saat ini bertempat tinggal di Depok

282 comments:

«Oldest   ‹Older   1 – 200 of 282   Newer›   Newest»
Anonymous said...

Kamera nikon fm2 ada pak? berapa harganya?

Bekti Supriadi said...

ada pak warna silver. kondisi normal semua dan masih bodi masih mulus. Harga IDR 1.200.000 sudah sama lensa. Silahkan langsung hubungi nomor Hp yang tertera di setiap posting pak. takut lagi gak OL (call/sms) 24hours. Thanks

Wihinggil Prayogi said...

Sipp..Ditunggu ulasan SLR 120mm dan Rangefinder 120mm :)

Bekti Supriadi said...

ok silahkan ditunggu ulasannya. Bila ada kameranya yg mau diorder, silahkan langsung menghubungi admin mas. Trims

SA.MULUK said...

Kenapa gak ada yang kasih alesan : Saya pake kamera analog karena MURAH..coba bayangin, berapa duit yang harus di sediakan untuk dapat kamera dg body metal bukan plastik, lensa fix bukaan lebar, misal 45mm f/1.5, sensor FULL FRAME, bentuk compact..pasti jawabannya diatas 10jt..

Padahal dengan kamera analog, kamera idaman dengan spek di atas bisa di dapat hanya dengan uang 350rb rupiah (yashica lync)..

Alasan ke-2 kenapa pake kamera film, karena cuma foto dg media rekam film yang sudah terbukti ternyata masih bisa bertahan setelah disimpan berpuluh puluh tahun walaupun gak dicetak..saya masih menyimpan foto2 kenangan tahun 80-an..

Coba kita lihat2 lagi foto2 digital kita, berapa banyak foto yang masih kita simpan dimemori setelah 5 tahun, coba liat lagi, masih ada gak arsip foto foto digital kita yang kita ambil 10 tahun yang lalu?
Lalu bandingkan dengan arsip foto2 kita yang diambil dengan media rekam film..

So..cobalah kamera analog.. :-)

Bekti Supriadi said...

Saya setuju sekali dengan pendapat Pak/Mas SA.MULUK. Memang kamera analog selain dari bentuk fisiknya yang metal, hasil foto dari film sangat tahan lama bila diandingkan dengan foto2 digital. Coba lihat saja foto2 yang ada di museum2 di Indonesia, semua berasal dari masa-masa silam yang lebih tua lagi. Di samping itu, memang harga kamera analog super duper sangat murah bila dibandingkan dengan DSLR. Oleh karena itu salah satu misi dari Eternal Light Camera adalah mendemokrasikan kembali kamera analog memiliki sejarah panjang terutama untuk muda-mudi zaman sekarang. Insya allah harga kamera di blog ini murah-murah.

Salut untuk Pak/Mas SA.Muluk. Terimkasih atas pendapatnya, sangat membangun.

Heri said...

Mas,saya dikasih camera seagull 203,gimana cara memakainya.Terimakasih

Bekti Supriadi said...

Thanks mas Hari sudah mampir. Wah mantap seagull 203 butan China tahun 1960-an saya juga punya, termasuk rangefinder folding camera (bisa dilipat klo gk dipakai) tp klo dilipat fokus jd mantap. Dia pakai film 120 medium format 6x6. Cra pakainya gampang, kaya rangefinder pada umumnya. Pengaturan speed, diafragma dan shutter udah ada dilensa tinggal diatur aja jarak sama objek fotonya.

Unknown said...

Ane beli Minolta x300 harganya 100rb, Itu Murah ga.? Cara makenya gimana.? Belum ngerti apa itu ISO.? apa gunanya Iso.?

Kalo ngatur Shutter Speed itu yang mana.?
Tolong di respon. Makasih Gan :)

Bekti Supriadi said...

wah murah bgt itu mah klo kondisinya emang masih mulus dan sama lensanya. Minolta x300 tahun 1990 dibeli sama seagull dari china. semenjak saat itu dibuat oleh china. tapi kamera ini jadi base kamera2 dr china seperti seagull DF-300 mirip bgt sama minolta x300. tapi itu Konica Minolta x-300 atau Minolta x-300 doang?cara pakainya gampang kok. kamera ini msk ke dalm jenis kamera automatic exposure.klo udh ada filmnya,mau pakai automatic tinggl diset (ada tulisan auto). klo mau manual diset di speed 1/1000,Focus-nya manual bisa diatur sndiri dilensa. ada +B utk "bulb". exposure automatic, jadi bisa dibaca dikameranya.jgn lupa pakai batre buat automaticnya.ASA = ISO didalam photography.Keduanya memiliki arti yang sama hanya pembuat (produksi) film memiliki sebutan yg berbeda. ASA/ISO memiliki arti tingkat kepekatan dan sensitifitas film terhadap cahaya. Mangkanya ada Asa 200, 400, 800 dll. Makin tinggi, makin peka cahaya.

Unknown said...

Minolta x-300 doang gan..
Ouh jadi kalo kita pake Film yang ASAnya 200 harus di set 200 juga.?

Ane masih bingung sma Shutter speed nih, Kalo di cahaya yang redup kita harus pake yang brpa.? Kalo yang terang pake yang brpa.?

Pernah denger kalo buat SPORT itu pake yang 1/500 ya.?

Bekti Supriadi said...

Normalnya sih gitu mas Azhari Fauzan. ASA 200 set aja 200, klo over exposure/under exposure beda cerita lagi. Gak usah bingung mas, Minolta x-300 kan masuk ke automatic exposure, jadi untuk blajar mas set aja ke "auto" nanti di viewfinder bisa kelihatan pakai speed brp utk cahaya yg bgmn. Nah mas coba2 deh di bbrp perbedaan cahaya tar speed-nya menyesuaikan.

Unknown said...

Ouh iya ya, pake yang auto aja yak.? hehe.. Rumahnya daerah depok gan.? bisa ajar"in ane ga .?

Anonymous said...

om, saya mau tanya. saya baru belajar analog. apakah mount untuk pentax k1000 sama dengan FM10?
terus buat tau lightmeter itu akurat atau ga gmn? kalo ga akurat cara bikin akurat gmn?
makasih.

Unknown said...

gan mau tanya nih :( ane beli batre buat minolta x300 eh ko dinyalain ga bisa ya :"( sedih banget nih.. Tolong bantu ya :(

Bekti Supriadi said...

Terimakasih agan Arlentsoe atas komennya. Mount Pentax K1000 untuk yg manual beda gan sama FM10. Pentax K1000 mount-nya M42 bayonet sama dengan Ricoh, Chinon dan Cosina. Klo yg M42 ulir sama dengan Pentacon atau fujica buat praktica. Tapi denger2 kamera pentax AF bisa tuh masuk ke lensa Nikon AF juga. Lighmeter itu terbagi dua, ada yg berupa jarum dan berupa lampu + -. tau akuratnya gak gampang, klo berupa jarum liat aja kita pakai speed berapa dan kondisi cahaya pas lagi gmn, cocok gak sama dijarumnnya (paling gmpng liat di kamera yg ada autonya). klo berupa lampu, liat aja klo cahaya berlebih malah ke minus berarti gak akurat. cara bikin akuratnya dipasin aja speed sama exposure+aperture dan lihat kondisi cahaya pas foto. klo gak akurat2 brarti rusak lightmeternya dan harus di servis. Tks

Bekti Supriadi said...

Klo bopleh tau batre yg dibeli apa mas Azhari Fauzan? setau saya X-300 pakai 2 batre MS-76 atau 1 batre CR 1/3N atau 2 batre AG13/LR44. taruhnya di bawah, dibuka aja tempat batrenya dan liat +- nya yg mana.

Unknown said...

saya punya kamera canon av1.. hmm,btw ada yang jual lensa yang 50mm gak yah ? kira2 berapa ?

Bekti Supriadi said...

Ada tuh mas putra fajar, lensa canon FD 50mm 650rb. kondisi bisa dilihat di post canon AE-1

ask said...

hai agan2 semua..
ane baru blajar motret nih..
ane pake Nikon FE2, mnurut agan gmna untuk dipake blajar??
oh ya...agan2 skalian ada yang punya tutorial gk atau trik2 buat make kamera ini??

terima kasih.

Ririen said...

gan, saya baru aja beli Pentax ME Super tapi lensa.nya lensa Braun Ultralit Zoom 28 - 70 mm. Saya bener2 ga ngerti soal kamera ini, nekat beli karena penasaran. bisa ga gan dibantu tutorial cara penggunaan.nya? Makasih gan :)

Bekti Supriadi said...

Terima kasih ask atas komennya.Nikon Fe2 diproduksi th 1983 smpai 1987 doang.Mount lensanya NIkon F bayonet tapi harus pake lensa nikkor yg ada Automatic indexingnya (Ai) segala jenis trmasuk yg AF,selain itu agak susah manualnya, soalnya prongnya gak mau balik ke atas. Setau saya lensa Ai agak mahal.Nikon FE2 levelnya advanced semi-professional kaya FM2 cuman FE2 udah ada (A) Autofocus, jadi bisa klo emang mau dipake buat blajar. Klo mau tutorialnya saya punya, slahkan tinggalkan almat email. Tks

Bekti Supriadi said...

Trims Ririen atas komennya.Pentax Me super produksi th 1980-1986. Menurut saya dibandingkan dengan FE2 yg bnar2 utk blajar itu Pentax ME cuman bedanta klo di Pentax ME Super udah ada manual modenya. kamera ini trmasuk jenis aperture priority automatic camera, jadi bisa diganti auto dan manual. Klo mau tutorialnya silahkan tinggalkan alamt email. Lensanya knp gak pke SMC pentax-M atay K mount bayonet? zoom 28-70mm MC buat wide lumayan bagus, zoom dan bisa macro juga.

Ririen said...

dapet lensanya itu sih gan.. rienluvgenji@gmail.com
Mohon tutorialnya gan.. terima Kasih...

Bekti Supriadi said...

Sudah saya email Mba/mas Ririen tutorial untuk Pentax ME Super. Semoga bermanfaat. Sering2 mampir sini yah....

afif amrullah said...

mas bekti, saya mau nanya, saya bru dapet kamera pocket DAIICHI M35 . Prtama ngebuka tmpt film susah bgt cz rada macet. Tp uda bs kbuka skrg :D (bru tw crax). Yg jd prtanyaanx t pas njepret kog bukaan lensax kog g balik lg? Ap emg kamerax ky gni ap shutterx yg rusak? Gtw ini trmasuk analog ato bkn. Cz msh pemula bgt. Trimakasih mas, klo px ulasan ato ebookx bs d kirim k emailq mas, avp.plong@gmail.com. Mf trlalu bnyak nanya. Salam jepret :D

Bekti Supriadi said...

Trims Apiph Ras Muhammad sudah mampir dan komen-komen. Ehmm...DAIICHI M35, ada yg bilang kamera ini sepintas mirip dengan Holga 135BC. Klo Holga yang sekarang2 ini masuk ke Toycam. Tapi kalau DAIICHI M35 lebih kepada pocket camera (kamera saku). Toycam dan pocket camera sbnarnya satu aliran cuman beda bungkus. Yang satu warna-warni kaya mainan, dan yang satu seperti penampakannya dan diproduksinya lebih tua. Semua kamera yang masih menggunakan media film/klise/negatif dan harus dicuci kita sebut sebagai analog, termasuk kamera yg satu ini. Bedanya material Toycam dan pocket camera terbuat dari plastik dan sangat sederhana dalam penggunaannya. DAIICHI M35 adalah jenis analog pocket camera yg memakai format film 35mm (semua kamera yg merknya ada 35 mengacu ke format filmnya, seperti Prima 35). Kamera ini diproduksi oleh perusahaan kamera asal jepang bernama Okada Kogaku yg berdiri semnjak thn 1930an dan th 1951 brubah menjdi Daiichi Kogaku. Dengan lensa 38mm f/8. Dai artinya "nomor" (bhs jepang) dan Ichi artinya "satu". Jadi kamera nomor satu hehehe. Kapan diproduksinya (mungkin sekitar tahun 80-an) dan tutorialnya saya tidak punya karena memang jarang sekali dibahas. Tapi jangan takut, keseluruhan pocket camera itu masuk ke analog viewfinder kaya ricoh 35 zf yg sya posting. Ketika kita bidik di viewfinder dengan hasilnya difilm mungkin agak beda krna beda sudut pandang. Cara pakai tipe pocket mudah kok, tinggal bidik dan mainin aperturenya (bukaan diafragma. Coba mas utak-atik aja setiap angka bukaan klo emang gak ada yang berubah tuh bukaan berarti rusak. Kamera jenis ini paling bagus pake flash dan foto closeup dari berbagai sudut, jadi main jarak dengan objek fotonya. Semoga membantu....

afif amrullah said...

trimakasih mas bekti, saya jd mrasa ad temenx, cz d kota trpencil sy mgkn tdk ikt globalisari. Haha. Maklum. Kota kecil. Trimakasih mas atas ulasanx, artikelx mas jg bagus. Lanjutkan. Hehe. Salam jepret dr kota lumajang, jatim

Bekti Supriadi said...

Wah Kota Lumajang ya. Kota yang kabarnya adalah cikal-bakal Kerajaan Majapahit. Pasti panorama di sana bagus, banyak peninggalan2 sejarahnya. Bagus buat hunting...

Unknown said...

Mau nanya nih, kalau kamera fujicam az-1 pakai film yg mana?

Bekti Supriadi said...

Trims Nitei Ago sudah mampir dan komen2. Fujica Az-1 ya. Mulai dipasarin tahun 1978. Kamera seri SLR M42 terakhir yang diproduksi oleh Fuji dan terakhir dari seri 'A'. Fujica AZ-1 mirip sama Fujica ST705W, udah bs pakai winder (motor drive) dan ada shutter lock. Ditambah aperture priority auto-exposure system (AE). Filmnya jenis 35mm. Recommend pakai Fujicolor F-II daylight type ASA berapa aja, expire hasilnya bagus dan tajam. Tapi kalau susah carinya pakai Fujicolor superia 200 yang masih mudah dapetnya.

Anton Thohari said...

mas BS,mohon dibantu apakah punya info yg menjual lensa manual niko ? sy punya body fm2 tapi ngga punya lensanya. Sekalian nanya,nikon fm2 ada berapa variantnya?

Bekti Supriadi said...

Saya ada jual lensa nikon kok, mau lensa nikon apa?
Nikon FM2 dari warna ada dua, warna chrome silver black dan full black. Klo dari shutter, ada yang honeycomb shutter (bentuknya menyerupai sarang lebah, produksi fm2 awal2) dan yang biasa. Terima Kasih.

Unknown said...

misi mau tanya.. sy punya kamera RICOH F-15S, bagus ga? cara make’y gmn ya?

Bekti Supriadi said...

Thanks Mas Dinal sudah mampir dan komen2. Ricoh F-15s ya. Ehmm kamera ini termasuk analog tipe kamera poket atau juga masuk ke viewfinder camera. Lensa Ricoh Color Rikenon 40mm f/3.8. ASA 25-800, Speeds 1/8-1/500s +A (auto), Aperture f/3.8-f/16. Kamera ini setipe dengan Ricoh F10, Ricoh GX-1, Ricoh 35ZF/ST, Ricog 500G. Menggunakan focus zone untuk mencari jarak (range)dengan 3 simbol. Pertama Close-up (simbol 1 orang) 1 meter 3,3 feet, Portrait/group shots (simbol 2 manusia/lebih/manusia sluruh badan) 2,5 meter 8,2 feet dan landscape&scenery (simbol gunung) infinity. Lensanya fixed gak bisa diganti tp ckup tajam, cepat dan kamera ini bisa double exposure. Bedanya dengan yg td saya sebutin, kamera ini sdah ada fixed flash dibodinya On/OFF didepan dan ada pengaturannya dibagian belakang. Sangat mirip dengan Ricoh F-50S. Bagus atau enggaknya tergantung pemakai dan selera masing2 mas. Cara penggunaan gampang kok, seperti kamera analog pada umumnya. Pasang film, kokang dikit, set ASA dan Speed dan cari exposure tinggal kokang&jepret

Anonymous said...

Saya barusan down grade dr Dslr ke analog..
Dengan kebiasaan yang auto fokus dan kekurangan pengetahuan di kamera analog saya bingung..
Bagaimana menggunakan kamera analog nikon FE
kalo boleh saya minta diajarin cara pemakain kamera ini.. Karena saya liat di viefinder ada sebuah jarum naik turun.. Itu apa ??
Kalo bisa dan bersedia saya minta tutorial cara pemakain kamera ini sekaligus pemilihan film .. Karena saya sedikit bingung dengan pemilihan ASA pada film
terima kasih

Bekti Supriadi said...

Trims Anonymous udah mampir. Hehehe bisa aja down grade secara financial bukan teknik kan? cara pakai Nikon FE yg dproduksi thn 1978, sbenarnya sama saja dgn Nikon FM2. Kamera ini masuk ke dlm jenis SLR. Mas/mba tinggal masukn film, atur speed, ASA dan bukaan lensa trus jepret (lbh lnjut bca dipostingan saya "dsar2 teknik kamera analog". Jarum yang naik turun di Kamera Nikon FE namanya light meter mas/mba. Utk nyalainnya pakai batre LR44 (batre jam) 2 buah, letaknya ada di bawah. utk cek power batrenya, tarik tuas yg ada di samping viewfinder. Intinya klo pakai analog mba/mas kudu peka sama cahaya, ngelatih feel nah light meter itu ngebantu buat mengatahui cahaya yang tepat agar dpt exposure yg benar. Klo jarumnya naik bgt overexposure, klo ke bwah bgt underexposure. Tp tenang aja, Nikon FE sdh ada Auto Exposurenya kok (ada tulisan AUTO di speed), jd mas/mba bisa bljr dri auto-nya dulu. Klo soal ASA film saya tdk bisa rekomen mas/mba krn setiap orng punya selera msing2 dan keperluan masing2. Intinya smakin tinggi ASA film yg dipakai, smkin peka dgn cahaya (hati2 overexposure). Tp normalnya pakai ASA 200 saja dulu. Silahkan tinggalkan email klo mau tutorial Nikon FE. Trims....

Unknown said...

ada potongan harga gak buat akhir bulan ?

Bekti Supriadi said...

Potongan harga selalu ada kok Ibu/Mba Asih Suminarsih di setipa pembelian. Silahkan...

SMK N 1 Panjatan Kulon Progo said...

gan, saya baru nemu kamera analog lama ricoh xr500, menurut agan kamera itu bagus gak? kalau dilihat kondisinya masih good, hanya cacat pada tmernya. saya mau tanya untuk cara perawatanya. mohon bantuanya pak. trimakasih.
opal.gand@yahoo.com

afif amrullah said...

Mas bekti saya datang lagi. :D
Sya nemu pentax sp1000 d forum. D jual murah. Tp ktanya lightmeter g fungsi. d ambil apa nggk ya mas. Kan katanya mas klo pemula hrs pke lightmeter. Sberapa pnting seh lightmeter itu mas? Salam kokang lagi dr lumajang, jawatimur.

Bekti Supriadi said...

Terimakasih Bpk dari SMK N 1 Panjatan kulon progo sudah mampir dan komen-komen. Ehm..Ricoh XR500 simpel dan over/under exposure sdh ada tandaanya (+ O -), bagus tidaknya sebenarnya tergantung si pemakai Pak. Klo kameranya bagus tapi yang pakai tidak bisa menggunakannya sama saja, begitu juga sebaliknya. Kamera Ricoh seri XR diproduksi skitar tahun 1977-1990, dimana Ricoh bekrjasama dengan pentax untuk mounting lensanya, yakni K Mount. Sehingga lensa Pentax bisa masuk ke Ricoh. Klo mau pakai lensa ulir sudah ada settingan adapternyaa di mounting. Kamera ini diprioritaskan utk Automatic Exposure Photography (AE) seperti Canon AE-1. Bpk tinggal set aperturenya, speed A dan shutter speednya bakal scara otomatis memberikan bacaan utk exposure yg benar. Enaknya pakai Ricoh XR 500, batrenya hanya pakai 2LR44 yg masih banyak dipasaran bila dibandingkan dgn Canon AE-1 (bila pakai LR44 hrs 5 buah). Perawataannya hampir samaa ddgn analog lainnya. 1. Jgn pernah menyentuh kaca lensa pakai tangan/jari, klo kotor brsihkan pakai blower atau kain halus (jgn pkaai tisu) dan gunakan pmbersih khusus kamera. 2. Prhatikan suhu lokasi ktika Bpk maau ambil gambr, jgn temperatur trlalu dingin/pnas trkadng bisa bkin kamera malfunction. 3. Jangan menaruh kamera dkat dgn alat2 elektronik yg mnimbulkan magnet seprti TV atau radio. 4. jgn pegang shutter (hordeng) nanti bisa bocor. 5. klo tdk dipakai, sbaiknya batre dilepas krna merusak rumah batrenya apalagi jikaa tdk dipakai dlm wktu lama. Semoga membantu.

Bekti Supriadi said...

Apa kabar Mas Apiph Ras Muhammad dari Lumajang? Trims sdh sharing. Knp sya sangat merekomendasikan PEMULA untuk pakai lighmeter. Krn namanya pemula, pengetahuan soal kamera analog msh sngat terbatas. Trkdang pun tdk tahu ini kamera apa, bgmn cara mengoperasikannya. Wong banyak yg punya kamera analog dr warisan ayah/kakeknya/nemu dilemari/gudang. Coba bayangkan klo tidk menggunkan lightmeter (alat bantu utk mengukur cahaya di setiap kondisi cahya yg brbeda-beda agar mendapatkan expoure yg tepat) bagi pemula. Sudah ber-roll-roll film habis tp hasilnya tdk ada yg memuaskan. Alhasil mreka brtanya-tanya bgmn sih mendpatkn hasil yg bagus utk pemula (plg td gak uder/over exposure). Klo mereka sbar dlm blajarnya tdk jd masalh. Nah mangkanya saya sangat merekomendasikan penggunaan lightmeter bgi pemula. Dr situ kita bisa sambil blajar soal kombinasi aperture, asa dan speed yg tepat utk kondisi cahaya yg brbeda2. Klo feeling kita nanti sudah mulai terasah dlm membaca kondisi cahaya, pelan-pelan kita tingglkn lightmetr dan benar-benar gunakan feeling kita. Semuanya balik lagi ke Mas, klo mas merasa feeling mas sdh mantap, yah tdk usah pakai lightmetr. Tapi klo mas mash buta/kurang mantap drpd ragu-ragu soal hasilnya bisa digunakan 'alat bantunya' yaitu lightmeter. Semoga menjawab...

afif amrullah said...

Nggk tw mas bs ap nggk. Soale g.pernah coba. Dr kmaren pake kamera poket mulu. Dr novacam sma zippnya fujifilm. Jd g ribet mkirin pngaturan. Hahahaha. oh ya mas mw nanya lg, klo cuci bw sndiri kan sudah bnyak itu yg posting. Klo cuci warna ap emg mustahil yah d cuci sndiri d rmh dg lab abal2? Trimakasih atas responnya mas :D

Bekti Supriadi said...

Sekali-kali haarus coba kamera analog yg lain mas, tar gak maju2 kemampuannya klo pakai poket terus. Sebenernya mustahil enggaknya tergantung budget yang mas punya utk beli alat dan bahan2 kimianya. Sama telaten tdknya mas masalah wktu. Klo dari pengalaman saya wktu dulu cuci film sndiri, enakan cuci film BW. Obat kimianya serbuk lbh murah skitar 250rb (klo blum naik) satu set. Sudah gt pemakaian bisa diatur sndiri, klo mau pakai sdikit tggl buat sdikit juga. selain itu tahan lama klo tdk dipakai2. Banyak juga yg merk2 china. Klo film color harganya lbh mahal, set C-41 namanya bentuknya cair dan minimal harus beli 1 galon skitar 600rb (klo blm naik). Jeleknya klo developer dan fixernya sdh kita campur tidak bisa brthan lama, hrus dibuang klo sudh lama kecuali mas mau buka jasa cuci-cetak. Slain itu ada resiko penghitungan waktu pas masukin ke developer, ixer daan air brsih lbh bsar klo color, salah2 bisa rontok filmnya. Begitu doang kok mas kendalanya klo color. Trims smoga menjawab..

Anonymous said...

Gan olympus om-2 harga berapa?

Bekti Supriadi said...

Silahkan ke menu Olmpus->Olympus OM-2 di sana sudah ada harga beserta lensanya mau ukuran berapa. Trims

aditya apriansyahh said...

Gan boleh Reques ga?
Sekali-kali bahas cara pencucian film negatifnya gan biar bisa foto sama kamera analog plus bisa cetak manual sendiri. Hehehe.

Bekti Supriadi said...

Thanks mas Aditya Apriansyahh atas apresiasi tulisan saya hehehe. Perlahan-lahan nanti saya akan menuju ke cara pencucian negatif film secara manual, silahkan ditunggu. Untuk sementara ini saya masih harus membahas teknis kamera analog supaya bisa belajar sama-sama dari dasarnya.

Unknown said...

mas. kalo fujica AX-1 gimana pendapat mas ?

Bekti Supriadi said...

Thanks mas Muhammad Khalil sudah komen2. Ehmm AX-1 ya, diproduksi sekitar t 80-an dan mounting lensanya sudah bayonet. Semua kluaran Fujica yang ada tanda 'X' nya berarti Bayonet pengganti mount ulir di th akhir 70-an. AX-1 sebenarnya hampir mirip sprti Canon AE-1 krna sdh bisa pakai Auto Exposure, jd tinggal arahin ke objek nanti metering bkal nunjukin brp speed dan bukaan yg hrus dipkai. Kelebihannya dibandingkan AE-1, dia masih bisa dipkai manual hanya di speed 1/60s. Jadi AX-1 masuk ke electronic analog camera seperti halnya Olympus OM-2. Slain itu klebihannya lagi, ia pakai focal plane shutter dr bahan kain dr kiri ke kanan 4 step (khas kamera 70-an) lebih natural dlm menangkap cahaya. Ditambah lagi sdh ada exposure compensation (+/-1 stop). Meteringnya center weight sama kaya Nikon. Bagus klo mas ambil foto close-up dan objek2 yg berada di tengah. Klo mau yang lengkap (aperture priority, shutter priority, program dan manual eksposur) pke AX-5. Klo AX-3, aperture priority dan manual dan AX-1 basicnya hanya aperture priority. semoga membantu...

Unknown said...

kamera analog untuk pemula bagusanya apa ya?

Bekti Supriadi said...

Terimakasih Mas Abiyoga Pamungkas atas komennya. Sebenarnya sudah sering banyak yang tanya soal itu dan sudah sering juga saya jawab. Kembali lagi ke Mas Abiyoga sukanya kamera analog jenis apa. Manual, elektro, rangefinder dll dan Kperluannya untuk motret apa. Karena setiap orang, baik pemula maupun yang sudah mahir punya keperluan dan kesukaan masing2 mas. Coba tanyakan terlebih dahulu ke diri mas, baru nanti bisa diklasifikasikan dan mempermudah dalam memilih yang pas untuk mas. Semoga membantu...

Unknown said...

Holla mas, saya pengen belajar nih kamera analog untuk kebutuhan saya kya gimana. Kebutuhan saya untuk motret long exposure, milky way sma star trail? Jadi kamera apa yg saya butuh kan dan klo mas ada kamera nya skalian harga nya. Tks

Bekti Supriadi said...

Hallo Mas Tauviq Nurhidayat trims sudah meninggalkan pesan. Untuk long exposure nanti saya juga akan tulis artikelnya krn banyak yang harus diperhatikan untuk mendapatkan hasil yg memuaskan. Long exposure (night photography, landscape, milky way, star trail dll), untuk fotografi ini yang kita butuhkan adalah kamera analog yang terdapat shutter long exposure. Umumnya ditulis "B"/Bulb tapi ada juga yang ditulis "T"/timing dan semua kamera analog memilikinya kecuali point and shoot analog camera. Kedua, fokus yang digunakan adalah manual. Hal ini nantinya berhubungan dgn aperture, speed dan kondisi cahaya. Speed pada "B" adalah lamanya aperture terbuka ketika tombol shutter ditekan dan dilepas. Ini bisa mas sesuaikan dengan kebutuhan mas nantinya. Biasanya untuk long exposure patokannya 30 detik baru dilepas, mas hitung sendiri. Karena Long exposure adalah salah satu seni kreatif dalam fotografi, mas sendiri pun harus sudah mengerti maslah teknik dan pengoperasian kamera mas. Klo kamera analog apa yang mas butuhkan cari yang ada speed 'B', Tipe SLR semuanya ada. Namun yang kita butuhkan di SLR kamera analog yang mampu menghasilkan gambar bagus di atas 32 detik. Rekomendasi gunakan SLR Nikon FA, FE, FE2, dan EM, Pentax K2, Canon A-1, AE-1, AE-1 Program dan AT-1 dll karena sudah ada kontrol untuk automatic exposure. Bila ingin yang full manual pakai Nikon F2, Canon F1, pentax spotmatic. Untuk hasil yang memuaskan dan kedetailan objek, gunakanlah medium format seperti Mamiya RB Pro-s. Untuk lensa sendiri pakailah lensa yang memiliki aperture besar misal 50mm f1.4 atau wide-angle 28mm dan wide-zoom f/3.5-4.5. Khusus untuk milky way harus cari spot yang gelap tapi langit keliatan cerah pada malam hari, hindari cahaya kota. Dulu saya lensa mirror namanya 500mm. Bila ada pertanyaan lanjutan dan ingin belajar2, bisa langsung hubungin saya via email mas tauviq. Tks

Bayu Baharul Islam said...

Mas bekti saya mau nanya, kira-kira baterai sama roll film kamera full mekanik masih gampang didapat ga? Terus kisaran harga kamera analog yg full mekanik berapaan? Saya mau belajar fotografi dari awal dan sedang mencari kamera analog manual yang cocok dengan budget saya sebagai mahasiswa hehehe

Bekti Supriadi said...

Halo Mas Bayu. Trims sudah mampir dan komen2. Roll film dan batre kamera analog masih ada, saya jual juga kok. Harga kamera analog beda-beda mas tergantung yang mana. Silahkan untuk cepatnya hubungi saya di Line, WA, BB atau no HP saya yang sudah tertera.

sapragat said...

minta saran dong pak,,, camera analog nikon F sama F3/T itu bagus yg mana yah,,, trs kalo bisa sekalin mau nanya haganya itu di kisaran berapa yah? kebetulan saya tertarik menggunakan camera jenis itu pak

Bekti Supriadi said...

Halo pak sapragat thanks sudh mampir. Nikon F dan F3/T kduanya adalah analog profesional dr Nikon. Nikon F mrupkan SLR analog prtama yang dibuat Nikon. Semua mekanisnya dilakukan secara manual. Tapi Nikon F kluaran prtama belum memiliki metering yang sempurna. Kmudian dibuatlah Nikon F photomic yang memiliki metering dan hot shoe yang terpisah. Sampai thn 1973, dibuatlah Nikon F2, F2 photomic yang tdk jauh brbeda dgn Nikon F jug a msh full manual. Klo Nikon F3 mrupkan pengembangn kmbali seri sbelumnya, namun F3 sdh bisa digunakan secara manual dan semi-automatic exposure control Jd pada shutter speed sdh ada mode auto, kmera akan menunjukkan brp shutter speed yang hrus dipakai. Bila dibandingkan Nikon F3 lebih ringan drpd F dan F2 dan bodynya yang buat orang itali dgn penambhan garis merah pd hand gripnya yg dipakai smpai saat ini. Klo F3/T sbenarnya hanya variasi dr F3 HP yg menggunakn bhan titanium yg lbih kuat tp scara mekanis sma saja, sma sperti F2/T. Terserah bpk mau pkai yg manual atau semiauto. Harga utk analog pro lumayan pak, tdk klah dengan digitalnya

Anonymous said...

halo Gan, apakah ada tutorial tentang YASHICA fx-7 dan YASHICA fx-3 super.......

Bekti Supriadi said...

Halo mas/mba tutorial fx-7 dan fx-3 super 2000 ada, silahkan meninggalkan alamat email di sini. Trims

Anonymous said...

ini alamat e-mailnya Gan,
lukman_starasta@yahoo.co.id

Bekti Supriadi said...

Mas Lukman sdh diemail tutorialnya.

Unknown said...

Mas ada kamera tlr yang model nya blackbird?

Anonymous said...

Mas kalo untuk batre Nikon FE2 jenisnya yang mana ya? Bisa di beli di toko2 biasa? Ada tutorial penggunaannya ga? Saya baru belajar kape analog, terimakasih :)

Bekti Supriadi said...

Halo Anonymous. Nikon FE2 bisa pakai baterai universal LR44 (2 buah) atau biasa disebut batre jam/kancing. Banyak kok dijual di toko jam atau tukang jam keliling. Silahkan tinggalkan alamat email jika ingin tutorialnya. Trims

Bekti Supriadi said...

Halo Anonymous. Kamera TLR model Blackbird ada, silahkan menghubungi nomor HP yang tercantum. Trims

Anonymous said...

Permisi mas saya nyari kamera Nikon FM2, ada barangnya gak mas yg masih mulus? Thanks mas, no: 08992299165

Bekti Supriadi said...

Sudah dikirim ya mas fm2 nya. Trims

✽†Ivan†Leon†✽ said...

Halo gan, saya boleh minta diajarin step" pake kamera Ricoh XR500? Saya baru pake dan masih mikir mikir, hehehehe. Pertama saya hunting pasang film bisa sih, tp sewaktu mau putar film (Karena sudah 36 maka harus di roll karena sudah limit) itu pertamanya berat, tp kemudian terasa ringan tiba tiba, nah itu apakah berarti saya ada yang salah ya? Atau bahkan 1 roll itu sebenarnya tidak tercetak (Tidak berputar ketika di kokang)? Mohon pencerahannya, email saya:ivan.leonheart@gmail.com

Bekti Supriadi said...

Halo mas Ferdinandus trims sudah mampir. Klo film sudah limit atau sdh habis 36 exposure memang ketika di gulung awalnya terasa berat, namun jika sudah habis akan terasa ringan. Itumenandakan klise sudah masuk ke tabung kaleng filmnya. Nanti saya emailkan buku manualnya.

✽†Ivan†Leon†✽ said...

Tapi gan, masa habisnya cepet banged? Cuma 2 - 3x puteran doank sudah ringan rasanya? Apa saya salah cara pasang film nya ya?

Anonymous said...

pak, boleh minta tutorial yashica eletro gsn? dan fungsi dari shutter lock itu apa ya? makasih.
email: dwianggreasyofyana@gmail.com

Bekti Supriadi said...

Wah itu prlu dipertanyakan sendiri sama mas pas masukin benar atau tidak. Klo mas Ferdinandus tidak pas masukan ke sprocketnya biasanya rada seret pas dikokang. Waktu diputer masih terasa berat itu keadaan film msh dalam gulungan besar. 2-3 memang sudah terasa enteng kok klo benar masukinnya.

Bekti Supriadi said...

Halo mas/mba anonymous nanti saya email tutorialnya. Fungsi shutter lock itu untuk mengunci shutter release. Jadi tidak bisa dijepret klo dikunci. Trims

✽†Ivan†Leon†✽ said...

Sudah terjawab mas, ternyata salah masukinnya, soalnya penggulungnya ketika di kokang ngga ,muter, wkwkwkwkwwk Thx ya :D

✽†Ivan†Leon†✽ said...

O ya btw thanks tutorialnya ya, sudah saya download :D

Unknown said...

hallo mas, saya punya kamera cannon mate novacam 1 bisa tolong kasih info tentang kamera ini? thanks

Bekti Supriadi said...

Halo mba Ayu Widiawati. Cannon mate novacam i masuk ke dalam kamera analog point and shoot. Materialnya sudah terbuat dari plastik. Kamera ini produksi sekitar tahun 90an sampai 2000an awal. Seperti halnya kamera analog lainnya tahun segitu, mereka sudah menggunakan sensor autofocus. Jadi mba tinggal jepret saja dan yang lainnya akan di atur oleh kamera sndiri. Namun bila cahaya yang masuk kurang, akan ada tanda berupa bunyi yang mengharuskan menggunakan flash. Mba tinggl pencet/geser saja tombol on/off nya. Bagusnya kamera ini adalah sensor autofocusnya bagus, karna dibuat oleh perusahaan yang khusus untk itu, yaitu novacam. Oleh sebab itu juga ada yashica novacam, Olympus novacam dll.

Unknown said...

Mas saya punya vinon 500-EM. Gak ngerti cara pake nya gimana, kata temen tuh gak mesti pake baterai. Terus, saya kmrn coba pasang film nya, sy cobain aja foto2. Gak tau berhasil apa engga. Gimana nih haha

Bekti Supriadi said...

Halo mba windy apriliani terimakasih sdh mampir. Vinon 500 EM buatan jepang masuk ke dalam kategori kamera analog rangefinder/viewfinder. EM itu berarti electromagnetic dimana biasanya untuk menghidupkan lightmeter atau mode auto harus menggunakan batre sebagai dayanya. Sama seperti halnya Yashica Electro 35, canonet, olympus 35 SP dan lain sebagainya. Bila tidak menggunakan batre pun memang bisa digunakan. Namun biasanya hanya menggunakan speed tertentu. Coba dilihat pada lensanya terdapat angka dalam satuan meter/feed itu adalah fokusnya. Bila diputer harus menemukan dua bayangan berarti rangefinder dan harus bertemu dua bayangan terse but baru fokus. Bila tidak ada berarti viewfinder dan fokus diberikan dengan simbol. Di lensanya pun sudah ada pengaturan speed dan bulb. Coba pelajari segitiga exposure (speed, asa dan aperture) dan 16 rules sunny. Sdh sempat saya bahas di postingan. Bagusnya kamera ini adalah lensanya 45mm f/2.4 anastigmat FC, sebuah sistem lensa yang dibuat pada sekitar tahun 1889 dan pertama kali digunakan oleh Carl Zeiss AG, perusahaan pembuat Carl Zeiss. Sistem ini terdapat pada lensa kamera sampai pertengah tahun 1950an. Beberapa kamerapun menggunakan jenis lensa ini seperti voigtlander, kodak, Goerz, Argus dan lain-lain. Semoga membantu.

Anonymous said...

mas,kalau nyetak dari klise tapi pake komputer, apa hasilnya tetap awet kaya nyetak pake cara dahulu yang katanya pake cairan kimia dan di ruang gelap? oya btw kameraku fujica m1

Bekti Supriadi said...

Halo mas/mba anonymous. Trims sudah mampir. Mungkin Yang dimaksud mas/mba adalah cuci klise yang pakai cairan kimia (developer/fixer) di darkroom. Klo nyetak dahulu tidak pkai cairan tapi pkai mesin enlarger. Di ujung mesin tersebut ada lensa dan lampu sekitar 100watt. Klise yang telah dicuci ditaruh di depan Lensa dan tembakan ke kertas foto dgn ukuran yang diinginkan. Klo dahulu nyetaknya pakai cahaya petromak. Nah klo sekarang nyetaknya pakai scanner dan printer. Itu tergantung vagus tidaknya scanner dan printer serta tinta yang dipakai. Klise hrus dijadikan digital dahulu di scanner. Semoga membantu.

Anonymous said...

Mas Bekti, semoga Tuhan selalu memberikan rahmahNya pada Mas Bekti. Terima kasih sudah menjawab semua jenis pertanyaan di sini.
Appreciate that very much :)

Saya baru saja menemukan dan membeli Yashica Mat 124 di tempat loakan.
Light Meternya mati dan shutternya berat (apakah ada batasan shutter count spt digital?)

Kalau menurut Mas Bekti, apakah kamera ini masih okay untuk dipakai belajar kembali analog walau light meternya tak berfungsi?

Kalau nggak ngerepotin boleh juga tipsnya ya :)
Terima kasih :-)


Bekti Supriadi said...

Halo mas/mba trims atas doa dan apresiasinya. Wah nemu hartakirun ya hehe. Klo menurut saya tidak masalah mas lightmeternya mati, masih bisa pakai feeling. Yang penting dipelajari saja segitigaexposure dan 16 rules sunny. Endingnya pun kalau feeling sudah terasa secara otomatis lightmeter tidak diperlukan lagi. Semua jenis kamera analog tidak menggunakan shutter count, itu salah satu kelebihan analog. Yang ada film count. Kalau kondisi mekanisnya masih berfungi normal dan viewfinder masih terlihat, masih layak menurut saya untuk dipakai. Karena ini TLR coba cek ada tuas switch M-V? Biasanya itu yang buat shutter berat. Itu settingan untuk speed juga. Atau Cek bilah diafragmanya masih bagus tidak/mungkin kering. Semoga membantu.

Anonymous said...

Bro saya mau cari canon ae1 ada gak? Kira2 harganya berapa ya?

Bekti Supriadi said...

Ada mas/mba anonymous canon ae-1, coba dicari2 saja disini dgn klik older post. Di situ sdh ada harganya. Bila kurang jelas bs mnghubungi lngsung di nomor hp yg tertera. Trims

Anonymous said...

Malam ka, mau tanya kalo lensa fix yashica fx3 super yang 50mm bisa di pake di nikon FE gak ya ka ?

Minta alamat email ka, saya mungkin mau konsultasi lebih lanjut lewat email. terimakasih

Bekti Supriadi said...

Thanks mba/mas anonymous udh mampir. Lensa Yashica tidak bisa mba/mas dipakai ke bodi nikon manapun karena mountingnya beda. Nikon ke nikon bisanya. Ini email saya: bekti.supriadi@gmail.com

Anonymous said...

Kaak kalau menggunakan konica pop gmna ya ka?

Bekti Supriadi said...

Halo mba/mas anonymous thanks udah mampir. Konica POP produksi tahun 1982 buatan Konica. Di Jepang dijual nama aslinya Konica C35 EFJ, mirip dengan Konica C35. Kamera ini termasuk analog 35mm compact camera atau Point & shoot atau viewfinder camera. Sistemnya masih manual dan cara penggunaannya lebih mudah. Speed hanya satu yaitu 1/125s, ASA terdapat pada bagian depan lensa. Setelah dimasukkan film tinggal dikokang dan jepret. Untuk buka back belakangnya ada dibagian bawah kamera. Sudah terdapat flash pada kamera ini, ada tuasnya disebelah kiri. Bila underexposure pada viewfinder akan muncul warna merah yang berasal dari Cds pada bagian depan. Baru gunakan flash. Flash berfungsi dengan batere AA. Bila mau cara penggunaannya saya ada dalam bentuk PDF, silahkan tinggalkan alamat email. trims, semoga membantu.

Anonymous said...

Ini email saya mas pengguna konica pop : genta_234@yahoo.com
Makasih banyak atas ilmu nya mas :)

Bekti Supriadi said...

Sudah di email mas genta. Trims

suryo said...

keren blognya mas...
jadi pengen nyoba belajar :)

Anonymous said...

Selamat siang, saya sedang cari-cari rekomendasi kamera analog dan menemukan blog ini :) Saya baru mau memulai memotret, dan masih bingung memilih antara kamera ricoh auto half ef atau canon gIII ql17. Mohon sarannya, Pak. Terimakasih.

Bekti Supriadi said...

Sama-sama mas semoga bermanfaat.

Bekti Supriadi said...

Halo mas/mba anonymous trims sudah mampir. Pada akhirnya nanti mas sendiri yang menentukan sukanya pakai yg mana. Untuk lebih mudahnya mungkin mas/mba keperluannya untuk motret apa dan bagaimana, sukanya pakai kamera analog jenis apa. Ricoh auto half EF itu adalah analog half frame hasilnya nanti setengah dari hasil yang full frame seperti canon ql17 giii. Keduanya menggunakan metering cds dalam membaca cahaya. Klo yang Ricoh aperturenya automatic jd ditentukan oleh kameranya dan sudah memiliki flash electro (EF) juga pada bodinya. Canonet bisa digunakan manual yakni speed,asa, aperture bisa kita tentukan sendiri dan bisa juga digunakan auto dgn modenya ada pada ring aperture. Ricoh lensanya 25mm f2.8 dan canonet 40mm f1.7. Speed Ricoh klo tidak pakai flashnya sampai 1/125 aperture auto, pkai flash speed auto 1/30 dan aperture manual pkai guide number. Flash pakai batre AA 2 buah. Semoga membantu.

Unknown said...

Selamat pagi ka..
Mau minta saran nya sy mau beli kamera analog buat kado ade yg baru belajar ttg kamera analog, tp sy ga ngerti sama skali..
Boleh minta masukan nya ka kira2 sy beli yg gimana ?
Untuk pemakaian paling ade cuma pakai untuk d bawa jalan2 + potret2 sesuka dia (ade korban trend) :D
Rekomendasiin nya yg murah2 aja ya ka, denger2 masih bnyk yg murah2. Budget sy cuma skitar 300an soal nya.. Klo ada yg d bawah 300 boleh bgt kya nya..
Terima kasih banyak.. Maaf bawel :D

Bekti Supriadi said...

Klo gt pkai kamera analog pocket mas falicia junne. Terjangkau dan mudah di bawa-bawa. Trims semoga membantu.

Bilqis said...

ada rekomendasi kamera untuk pemula, yang gak pernah megang kamera sebelumnya?

Bekti Supriadi said...

Halo mba/mas Bilqis, coba Olympus trip 35. Untuk pemula yang tidak pernah pegang kamerapun pasti bisa. Mudah dibawa-bawa kemana-mana juga. Trims semoga membantu.

Bilqis said...

Kalau untuk SLR mas? Soalnya ingin mendalami fotografi, tapi masih bingung pilih kamera yg mana.

Bekti Supriadi said...

Coba pkai Pentax me mba/mas Bilqis. Bisa auto exposure dan manual, cara pakainya mudah dan baterainya juga masih bnyak yg jual.

Anonymous said...

mas, saya minta pendapatnya.. antara canon ae-1 sama minolta x300 lebih bagus mana? trus untuk lensa, lebih baik lensa fix atau tidak kalau untuk street?

Unknown said...

Min sarannya dong buat beli camera analog bagusnya apa?

Bekti Supriadi said...

Halo mas/mba anonymous trims sdh mampir. Sebenarnya kembali lagi ke orangnya yang mau menggunakan keperluan dan seleranya apa karena tiap orang berbeda-beda. Kita pun tidak bs bilang kamera yang satu lbh bagus dari yang lainnya karena memiliki kelebihan masing-masing. Canon AE-1 dan Minolta X300 keduanya termasuk analog semi auto namun autonya auto exposure bukan auto fokus. AE-1 harus menggunakan batre untuk menghidupkannya klo tidak, tidak akan berfungsi. Minolta x300 bisa digunakan tanpa baterai dan baterai digunakan bila ingin pakai auto exposurenya. Lensa fix memang lebih bagus untuk street photography agar dapat bokehnya namun wide-zoom dan tele pun sering digunakan tergantung situasi. Semoga membantu.

Bekti Supriadi said...

Halo mas fauzan masulili. Tergantung kembali ke yang mau pakai sukanya apa dan keperluannya apa. Kamera analog pun memiliki kelebihan masing-masing dan berbagai macam tipe. Coba mas tanyakan diri mas dulu keperluannya untuk foto apa dan tipe analog apa misal full manual, semi, TLR dll. Semoga membantu.

Unknown said...

halo mas bekti. Saya mau numpang tanya kamrra saya fujica ax3. Tiba tiba kamera saya tidak bisa dikokang seperti berat dan mentok seperti sehabis kokang yang selanjutnya siap untuk pencet shutter. Namun pada saat memencet shutter tidak mau menjepret. Apakah karena baterei habis ya mas ? Karena susah sekali mencari baterenya. A544 Jenis batereinya. Kira kira apa benar karena batereinya ? Trimakasih banyak mas.salam kenal

Anonymous said...

Mas jual kamera analog gk? Yg mulus dan harga terjangkau. Email mnurtannio25@gmail.com trimakasih

Unknown said...

om mau tanya nih kalo hasil foto setelah scan ada warna putih, orange, biru di bagian kanan foto kadang di kiri kadang juga di bawah itu penyebabnya apa ya om? tolong infonya

Bekti Supriadi said...

Salam kenal mass Dimas Hanindito. Fujica AX-1 itu secara mekanis mirip dgn Canon AE-1. Dia harus pakai baterai agar berfungsi atau bisa dikokang. Bila batre habis akan stuck atau macet. Biasanya tipe kamera seperti ini memang masalahnya dibatre. Usahakan jika outdoor bawa cadangan. Batre bisa pakai LR44 6v atau LR44 yang kancing 5 buah dibikin sendiri dgn selotip disatukan. Tanda batre mau habis cek di viewfinder jika lampunya stay di speed B terus itu berarti udah lemah harus diganti. Kalau lampu tdk nyala sama sekali brarti batre sdh habis. Bila batre sdh dicek dan aman, kemungkinan itu sdg dalam mode auto krna cahaya kurang yg masuk jd low speed, mirror blum turun. Tunggu hingga mirror benar2 turun baru kokang lagi. Semoga membantu.

Bekti Supriadi said...

Maksud saya Fujica AX-1 dan AX-3 setipe dan mekanis sama saja.

Bekti Supriadi said...

Sdh diemail mas anonymous. Trims

Bekti Supriadi said...

Coba Cek negatifnya dulu, diterawang aja mas Rizal iffah. Klo memang kondisinya sama kemungkinan besar salah exposure atau pun efek cahaya. Tapi klo setelah diterawang tdk ada apa-apa, kemungkinan scannernya yg kurang bagus. Biasanya juga itu dialami ketika cetak fotonya karena printer atau kualitas tintanya kurang bgus. Semoga membantu.

Unknown said...

Halo mas,makasih dah sharing2 ilmunya ;)
Oiya saya punya canon a1 dan rusak pada jendela rana nya gamau buka sama nutup,kira2 itu karena apa ya?dan solusinya digimanain ya mas?trims...

Bekti Supriadi said...

Sudah dikasih ya solusinya via whats up mas. Trims semoga membantu.

Unknown said...

Saya baru dapet nikon f801 tapi ga ada lensa

Kira kira lensa yg cocok yg gimana ya?makasih

Bekti Supriadi said...

Hai mas Dehan trims sdh mampir. Nikon f801 itu sudah auto fokus, jd baiknya pakai lensa AF Nikon. Semoga membantu.

Unknown said...

Saya dapet lensa nikkor af-s dx 55-200mm

Apa itu cocok?soalnya autofokusnya gajalan di f801,atau ada settingannya lagi?mohon bantuannya

Bekti Supriadi said...

Tidak cocok mas Dehan. Lensa Nikon AF-s DX hanya bisa digunakan pada kamera Nikon DX juga. Coba pakai lensa Nikon AF biasa saja. Semoga membantu.

Unknown said...

mas sya pentax me dirumah tapi gak tau cara pakek nya mas.bisa dikasi tutrial nya gak mas?.terus sya juga ada canonet ql17 mas terus dengar batre nya uda susah di dapat tu mas bisa gak batre lr44 di modif agar masuk ke canonet mas? thx mas

Bekti Supriadi said...

Trims udah mampir mas harry bartin haq. Ada email?nnti saya kirim tutorialnya. Tanpa modif bs kok canon ql17 pkai lr44 bila memang kondisi meteringnya dan mode autonya masih bagus.

Anonymous said...

Nikon FE ada mas? Berapa harganya?

Bekti Supriadi said...

Ada, silahkan hubungi no yg sdh tertera. Trims

Unknown said...

Oh iya mas mau nanya lagi nih hehe,buat iso kamera sama yg di roll apa harus sama?atau boleh beda? Makasih

Unknown said...

Waaah terimakasih mas bekti. Ohiya 1 lagi boleh ya mau tanya, saya ada rencana mau beli leica m1 atau leica r4. Jenis lensa yang cocok untuk masing masing kamera apa ya ? Memakai jenis mount apa ? Dan apa ada lensa untuk 2 jenis kamera tsb yang harganya tidak mahal ? Misal dibawah 2/3jt. Terimakasih mas bekti yang baik hati.

Bekti Supriadi said...

Boleh beda kok mas dehan, intinya semakin tinggi ASA yang dipakai semakin cerah hasilnya, jgn lupa diseimbangkan juga dengan speed dan aperture agar tidak over exposure. Trims

Bekti Supriadi said...

Halo mas Dimas Hanindito, mau naik kelas ya sepertinya pakai leica. Leica M1 itu manual dan R4 itu electro. Leica memang punya lensa sendiri biasanya summicron atau summilux. Mountnya M39 LTM, Mount khusus Leica bukan m39 biasa. Jd mungkin harganya sulit untuk dapat yang murah. Klo mau mungkin pakai adapter untuk ke leica LTM. Semoga membantu.

Unknown said...

Kalo kamera nikon jenis'a apa aja? Harganya brp aja? Terus lokaai toko'a dmn?

Unknown said...

Hallo mas Bekti, nikon fm10 saya kemarin udah nyampe. Makasih banyak, udah mau sharing juga.
Temen2 yg lagi cari kamera hub. mas Bekti aja. Kamera2nya masih bagus dan kondisinya baik karena selalu dirawat. Terimakasih.

Bekti Supriadi said...

Hi mas/mba Hafara prasetiadi trims udah mampir. Silahkan hubungi nomor hp yang telah tertera. Trims

Bekti Supriadi said...

Halo mas Arif Fianto. Terimakasih, semoga bermanfaat dan sukses belajarnya.

Triaji said...

Mau nanya nih klo pentax spotmatic berapa ya jumlah baterenya? saya pakeiin 2 buah Lr 44 ga bisa. klo lensa SMC K 50 F1.4 pentax berapaan ya?
This

Bekti Supriadi said...

Thanks udah mampir mas Triaji. Pentax spotmatic pakai satu buah LR44 mas klo dua mentok. Untuk harga silahkan hubungi nomor hp yang sudah tertera mas.

Anonymous said...

Halo mas saya mau tanya, Lebih bagus/baik mana Canon F-1 atau Canon AE-1 Program? Dari segi fitur sama teknologinya.. Terimakasih..

Bekti Supriadi said...

Balik lagi sebenarnya mas/mba anonymous ke orangnya yang mau pakai karena tiap orang punya selera masing-masing. Dari segi fitur memang canon AE-1 program lebih komplit, namun lebih komplit lagi di canon A-1. Pada AE-1 program bisa dipakai manual, program auto exposure dan shutter priority namun fokus tetap manual. Untuk canon F-1, semuanya masih full manual. F-1 dulu dibuat untuk menyaingi Nikon F dimana keduanya masuk professional kamera analog. Bisa dibilang F-1 pada zamannya merupakan analog canon yang sudah lengkap untuk analog full manual, lebih mengembangkan spek. Selanjutnya dengan perkembangan waktu dan keperluan masyarakat dibuatlah canon seri lainnya yang fiturnya lebih banyak. Semoga menjawab. Thanks.

Anonymous said...

Terimakasih buat ulasannya,saya kebetulan seorang street photography yang dituntut harus mengambil momen dengan cepat,kadang kalo manual lama pas ngatur diafragma sama shutter speednya,belum lagi saya belum bisa mengatur komposisi yang pas antara diafragma sama shutter speednya,Kadang bagus kadang juga over exposure sampai filmnya terbakar.. Dibandingkan AE-1, Canon A-1 jauh lebih baik mensupport saya ya mas? atau ada Analog lain yang direkomendasikan buat saya. Oh iya saya mau nanya juga,street photography kadang juga harus mengambil momen dari jauh,menurut mas lensa yang pas apa untuk Nikon atau Canon? Terimakasih banyak ya mas,maaf saya banyak bertanya hehe

Bekti Supriadi said...

Betul mas/mba dalam kasus ini lebih mensupport Canon A-1 karena lebih lengkap fiturnya atau sekalian pakai analog yang sudah autofocus produksi tahun 1990an agar lebih mudah lagi. Untuk lensanya coba pakai lensa wide-zoom atau tele. Semoga membantu.

My World said...

Permisi mas bakti, mau tanya... kalau stok kamera TLR nya masih ada ga mas. Kebetulan aku sedang cari, rollei atau Kontak. Sebetulnya saya sedang penasaran sama Kiev. Kalau ada mohon info ya. Bisa di email ke rock.lardlles@gmail.com.

Terimakasih mas bakti

Bekti Supriadi said...

Sudah di email mas/mba My World

Unknown said...

Mas punya ricoh gx-1 atau rangefinder sejenis ?? Kira2 harga brapa ?? Thx

Farah Haifa Nabilah said...

kalau lightmeter mati berpengaruh ga?

Bekti Supriadi said...

Ada silahkan hubungi nomor yang sudah tertera. Trims

Bekti Supriadi said...

Kalau full manual tidak berpengaruh sama sekali karna lightmeter hanya alat bantu. Semakin meningkat feel kita terhadap cahaya, nanti pun tidak akan digunakan.

Unknown said...

Saya tertarik untuk mengembangkan hobi fotografi yang baru berapi api ini dengan mencoba menggunakan kamera analog, tapi saya masih awam dan sama sekali belum pernah mencoba menggunakan kamera analog, sebelumnya dalam hal pemotretan saya hanya menggunakan kamera digital biasa dan kamera hp yang serba otomatis dalam hal penyetingan, menurut anda apakah kamera yang cocok saya gunakan untuk memulai dan mengasah hobi baru saya ini? Trimakasih bantuannya

Unknown said...

Saya tertarik untuk mengembangkan hobi fotografi yang baru berapi api ini dengan mencoba menggunakan kamera analog, tapi saya masih awam dan sama sekali belum pernah mencoba menggunakan kamera analog, sebelumnya dalam hal pemotretan saya hanya menggunakan kamera digital biasa dan kamera hp yang serba otomatis dalam hal penyetingan, menurut anda apakah kamera yang cocok saya gunakan untuk memulai dan mengasah hobi baru saya ini? Trimakasih bantuannya

Bekti Supriadi said...

Halo mas Syuryansyah Mz salam kenal. Karena kamera analog sangat beragam baik dari segi tipe, mekanis dan lain sebagainya, saya tidak bisa memberikan rekomendasi kamera analog apa yang baik untuk pemula. Saya biasanya mengembalikan ke user sukanya analog jenis apa (SLR, RF, VF, TLR atau medium format lainnya), pakai yang mekanis apa (full manual, electro, auto exposure atau full auto) dan lain sebagainya. Karna tiap user memiliki kesukaan dan keperluan masing-masing dalam fotografi. Saya hanya bisa membantu menjabarkannya satu persatu.

Unknown said...

Halo salan kenal mas Bekti Supriyadi...

Saya mau request dong untuk dibuat kelebihan n kekurangan masing2 merk secara umum .
Kamera analog spt nikon canon pentax yashica minolta...

Terimakasih

Bekti Supriadi said...

Salam kenal mas Ammar Fazri. Sepertinya tidak mungkin mas kita menulis kelebihan dan kekurangan beberapa merk kamera analog yang sebut. Karena seperti yang kita tahu kamera analog memiliki tipe dan model yang banyak dari tahun perang dunia II sampai awal abad milenium. Di samping itu nantinya akan terkesan membanding-bandingkan merk satu dengan lainnya, padahal kita tahu tiap orang memiliki selera masing-masing. Semoga membantu.

Unknown said...

Mas bekti, saya mau nanya dan cukup bingung, saya bingung milih antara nikon fm2 sama f3 itu bagusan mana ya?? Terima kasih

keluargacemara said...

Mas punya pentax K1000 gak ?? Klo ada email harganya mas..sekalianklo boleh minta toturial dasar belajar kamera analog..
Gumilar.ari@gmail.com
Makasih mas

Bekti Supriadi said...

Ada mas keluarga cemara, sudah diemail semuanya termasuk tutorialnya. Tks

Bekti Supriadi said...

Tks udah mampir mba/mas. Seperti yang sudah sering saya katakan bahwa tiap orang memiliki selera masing-masing dalam penggunaan kamera analog. Biasanya disesuaikan juga dengan keperluannya dalam fotografi. Ada orang yang sudah cukup dengan Nikon fm2 yang full manual dengan sampai 1/4000. Namun ada yang lebih suka Nikon f3 yang masuk ke dalam seri F profesional dimana bisa digunakan manual dan semi automatic exposure control dengan aperture priority. Selain itu memiliki seri berbeda-beda lagi seperti Nikon fm3 HP dimana viewfindernya pun bisa dilepas. Namun speed hanya sampai 1/2000. Pada akhirnya kembali lagi ke mas/mba mau pakai yang mana. Semoga membantu.

namanyaPutri said...

mas, saya tertarik belajar pakai kamera analog. kira kira yg terbaik yg mana ya ?

Bekti Supriadi said...

Halo mba putri sinaga, trims udah mampir. Semuanya baik kok, di sesuaikan saja dengan selera dan kebutuhan masing-masing dalam fotografi.

anggarahardian said...

Mas Bekti saya Angga mau nanya nih Nikon F3 sm motor drive MD 4 mulus kisaran brp ya harganya? Terimakasih Mas

Bekti Supriadi said...

Silahkan what's up langsung mas untuk harganya mas anggarahardian. Tks

Unknown said...

Mas bekti saya baru ajah beli kamera zorki 4,saya sudah nonton review soal cara pemakaiannya di youtube tapi gak pernah paham...mas bekti boleh bantu??apa kamera ini menggunakan batrai atau tidak yah??

Unknown said...

Mas bekti saya baru ajah beli kamera zorki 4,saya sudah nonton review soal cara pemakaiannya di youtube tapi gak pernah paham...mas bekti boleh bantu??apa kamera ini menggunakan batrai atau tidak yah??

Bekti Supriadi said...

Halo mba Asri Ariestyawati trims sudah berkunjung. Zorki 4 termasuk ke dalam kamera analog rangefinder full manual, tidak menggunakan baterai sama sekali. Untuk buku manualnya nanti saya emailkan. Silahkan tinggalkan alamat email. Tks

Unknown said...

Wah terimakasih banyak mas....sangat membantu....panda.mamoot@gmail.com....terimakasih banyak mas...saya sudah tahu nemuin titik fokusnya tapi hanya coba2 ajah belum paham dengan fungsi tombol2nya... 😊😊😊

Bekti Supriadi said...

Sudah diemail mba Asri buku manual zorki 4 nya. Trims

Unknown said...

Terimakasih mas....saya sudah dapat bukunya mas....tadi saya coba2 masukin filmnya mas, maklum temen2 pada gak sabaran buat bahan coba2 saya potret...tapi kok saya gak boleh rewind yah mas??kemudian saya kokang bunyinya tidak sekuat kmrn saya coba2 tanpa film??apa ada yang salah mas???

Bekti Supriadi said...

Halo mba Asri. Kalau film sudah loading di kamera memang tidak boleh di rewind kecuali sudah habis. Tidak ada yang salah mba, memang seperti itu bila ada filmnya. Penggunaannya agak berbeda zorki 4, kita harus kokang terlebih dahulu baru kemudian rubah shutter speed bila ingin pakai speed yang lain. Dipelajari saja terus manual booknya, nanti pelan-pelan juga lancar belajarnya. Semoga membantu.

Unknown said...

Baik mas bekti...terimakasih banyak....😊😊😊

Unknown said...

hallo mas bekti. untuk vinon 500em mas bekti punya manual booknya? trimakasih

Bekti Supriadi said...

Halo Mas Arif Fianto trims sudah mampir. Sudah dijawab juga via What's Up, untuk manual book Vinon 500-EM sudah kami cari namun tidak tersedia. Tapi kami punya manual book dari kamera analog sejenis yang pengoperasiannya hampir sama, seperti Fujica M-1 atau olympus trip 35.

Unknown said...

Mas Bekti, saya mau belajar long exposure. Bisa berbagi nggak tentang cara dan perhitungan exposurenya?

Bekti Supriadi said...

Sudah dijelaskan ya mas Arif Fianto via what's up. Tks semoga bermanfaat.

Unknown said...

saya punya lungsuran kamera bapak merk Kodak S 100 EF (S Series). maunya saya pakai lagi tp masih kurang paham dan karena lama sekali tidak terpakai takutnya sudah rusak. tombol shutternya tidak bisa dipencet dan film advance gak bisa diputar. apakah memang begitu dan harus diisi film dan batre dahulu agar bisa bergerak ataukah memang rusak? mohon pencerahaannya

Bekti Supriadi said...

Halo mba Dhela trims sudah mampir. Kodak S 100EF masuk ke dalam point & shot analog camera produksi antara tahun 1988 dan 1993 dengan lensa 35mm f4.5. Kamera ini sudah ada flashnya dengan baterai 2 AA. Namun kamera ini bisa digunakan secara manual tanpa flash. Uniknya kamera bisa menyeting aperturenya dengan tiga cara menggunakan ASA. Aperture terkecil menggunakan ASA 400, aperture sedang ASA 100/200 dan aperture 4.5 bila menggunakan flash. Untuk kasus kamera mba, pastikan terlebih dahulu apakah di dalam kameranya sedang ada filmnya. Buka back cover sudah ada tuasnya kemudian tarik film lever tutup kembali dan putar film advance. Bila back cover dibuka, biasanya film counter akan menunjukan huruf S yang berarti mulai hitungan frame film dari awal.

Unknown said...

Saya punya olympus 35 sp peninggalan ortu udah lama banget gak dipake, saya mau coba pake itu kamera tapi saya bener2 buta sama kamera analog, kalo boleh saya minta tutorial cara pakainya, dan type baterenya itu apa ya, soalnya gak ada baterenya.. maksih banyak sebelumnya

Bekti Supriadi said...

Silahkan tinggalkan alamat email mas Subhan. Trims udah mampir.

anggarahardian said...

Mas Bekti ada stok body FM2N muluuuuus ndak? Brapa harganya? Trims

Bekti Supriadi said...

Halo mas Anggarahardian trims udah mampir. FM2N yang diinginkan ada. Silahkan hubungi nomor HP yang sudah tertera.

Unknown said...

Halo mas, sya juga boleh minta tutor nya buat fx-3 super 2000, farizibnunafizar@ymail.com makasih mas

Bekti Supriadi said...

Sudah diemail mas Fizar. Trims sudah mampir.

anggarahardian said...

Nomernya dimana ya Mas Bekti maaf ga tau nih

Bekti Supriadi said...

Di tiap postingan jualan dan postingan we are open

Unknown said...

halo mas boleh minta tutorial rollei 35 s ga mas? ama mau nanya kalo batrenya buat LM masih ada yang jual ga ya? ini email saya mas dipogitaambina@yahoo.co.id

Bekti Supriadi said...

Sudah diemail mas Dipo Gita Ambina untuk buku manualnya. Untuk batre aslinya mercury memang agak susah carinya saat ini. Tapi masih bisa diganti dengan jenis lain sebagai alternatifnya. Trims sudah mampir.

Ridho Illyasa said...

Mas Be, kamera analog slr paling murah kira-kira apa ya, sama harganya juga berapa, lagi mau latihan fotografi tapi kamera digital harganya gila, jadi pengen latihan pakai analog sama nglatih feel nya juga, pengen tanya dulu info harganya juga kalau misalanya tahun, terimakasih

Bekti Supriadi said...

Halo mas Ridho Illyasa trims sudah berkunjung. Untuk info lebih lanjut silahkan hubungi nomor hp yang sudah tertera, bs juga WA. Karena banyak juga yang belum diposting.

Unknown said...

Selamat malam, Mas.
Bolehkah saya meminta manual book untuk kamera Fujica M-1? Email saya tegarbachariputra@gmail.com
Lalu, saya memiliki kamera Olympus Trip Junior. Beberapa waktu yang lalu saya mencoba menggunakan kamera tersebut kembali, namun ketika saya olah film yang dihasilkan ternyata kosong. Kira-kira apa penyebabnya ya, mas?
Terima Kasih.

Bekti Supriadi said...

Halo mas Tegar Bachariputra trims udah mampir. Untuk Fujica M-1 kebetulan saya tidak pegang manual booknya. Dulu punya yang buku aslinya cuman udah robek. Tapi pengoperasian kamera ini hampir sama dengan beberapa jenis lainnya tidak sulit. Fujica M-1 ini asli buatan Indonesia kerjasama dengan Fuji untuk diexport dan setelahnya keluar lagi Fujica MA-1 mirip sekali. Untuk penyebab film kosong ketika sudah diolah bisa karena kurang tepat ketika memasukkan film, salah exposure dan karena filmnya yang sudah expired dengan kondisi kurang baik. Semoga membantu.

Unknown said...

Mas bekti.. saya mau tanya.. kalo canon ex auto batere pengganti nya bisa pakai apa ya? Terimakasih sebelumnya..

Bekti Supriadi said...

Halo mba/mas unknown trims udah mampir. Batre asli untuk Canon EX auto PX625 mercury. Untuk penggantinya pertama coba dengan LR44. Bila tidak bisa coba cari zinc air battery atau WeinCELL MRB625 biasanya dijual Melawai atau toko-toko alat bantu pendengaran. Semoga membantu.

Wahyu said...

Malam mas bekti mau tanya ttg f3hp, sy punya f3hp namun pd lcd LM redup itu knp ya? pdhl baterai baru

Wahyu said...

Nah di manual book pake 2x sr44 1,55v tp aku pake 2x lr44 1,5v apa ngaruh?

Bekti Supriadi said...

Halo mas wahyu trims udah mampir. Nikon F3HP memang sangat diunggulkan untuk viewfindernya ditambah dengan metering berupa LCD digital yang sudah sangat modern pada saat itu. Namun dengan seiringnya usia kamera, metering LCD digit ini pun akan menurun fungsinya seperti kabur atau ngeblur bukan karena baterainya. Terutama kamera dipakai pada cuaca ekstrim. Saya sempat membahas soal metering pada Nikon series F, hanya metering pada Nikon F dan F2 saja yang mampu bertahan pada cuaca ekstrim karena masih menggunakan sistem lama berupa jarum. Selanjutnya Nikon f3, f4 dst sudah digit. Bahkan perintah swiss pun sangat mengandalkan Nikon fm2. Oleh karena itu mungkin LCD dan part lainnya untuk metering perlu diservis. Semoga membantu.

Anonymous said...

Mau tanya mas, saya pengen belajar kamera kira2 mending canon f1 atau ae-1 ya? Mohon pencerahannya

Bekti Supriadi said...

Salam mas Muzaki Ramadhan. Saya tidak bisa menentukan mendingan yang mana antara Canon F1 dengan AE-1 karena tiap kamera analog pun memiliki kelebihan masing-masing dan tiap orang punya selera yang berbeda pula. Disesuaikan saja dengan kebutuhan. Bedanya canon f1 masih full manual dan AE-1 sudah auto exposure. Canon ae-1 pun harus menggunakan baterai untuk kokangannya. Semoga membantu. Silahkan hubungi nomor HP yang tertera untuk lebih lanjutnya.

Unknown said...

Kelemahan ricoh xr500 apa ya gan??

Bekti Supriadi said...

Trims sudah mampir mas Bimo Agus. Tiap tipe kamera analog memiliki kelebihan masing-masing mas dan tiap orang juga memiliki selera masing-masing. Suka pakai yang full manual, full auto, polaroid, point and shot, medium format, SLR, RF dan lain-lain. Jadi agak sulit untuk membandingkan satu kamera analog dengan yang lainnya. Semoga membantu.

Dd said...

Mas mau nanya, rencananya saya mau beli modern 280s itu termasuk kategori kamera apa ya? Trs kelebihan ama kekurangannya apa? Atau mungkin mas punya saran kamera analog yg under 500k? Makasihh hehehe

Bekti Supriadi said...

Trims mas Rakha Guntur sudah mampir. Fuji Modern 280s termasuk ke dalam viewfinder atau compact analog camera. Cara penggunaannya mudah tinggal set zone focus dan jepret. Kelebihannya yaitu lensanya 50mm. Tiap orang punya selera masing-masing jadi saya tidak bisa merekomendasikan. Semoga membantu.

Dd said...

Ohh okeoke kwkwkkw, klo fujica m1 itu masuk kategori apa lgi yak? Tdi nanya om saya katanya ada di rmhnya hehehe

Bekti Supriadi said...

Sama saja mas Rakha guntur.

Unknown said...

kak, mau nanya. aku baru baru ini beli Vinon 500 em, dan ini kamera pertamaku. aku beli karna emang tertarik banget nyoba kamera film. tapi pas aku nyoba buat masukin filmnya, udah sesuai petunjuk juga sih, angka petunjuknya tetep di S. itu kenapa ya kak? aku udah nyoba klik shutter dan nyoba foto foto gitu tetep di S. makasih kak

Bekti Supriadi said...

Trims mas/mba unknown sudah mampir. Bila counter film tidak jalan atau tetap di S, itu berarti counter filmnya rusak dan harus diservis. Bila tidak ingin diservis, jadikan patokan jumlah frame yang sudah dipakai. Misal film isi 36 exposure, bila sudah habis umumnya sudah tidak bisa dikokang lagi. Semoga membantu.

«Oldest ‹Older   1 – 200 of 282   Newer› Newest»

Contact Us

Phone/WhatsApp :

+62 87888349677

Address :

15th Kukusan Beji, Depok,
West Java

Email :

bekti.supriadi@gmail.com






Testimonial

testi1

Eternal Light Digital Marketing Service sangat membantu saya memperluas jangkauan customer. Brand kami lebih dikenal banyak orang. Sukses terus Eternal Light

Winda Ayu

Owner ON Trip



Our Video



Ketik->Enter->Let's Go